Tetap produktif di masa pandemi (bagian 4)
Tetap produktif di masa pandemi (bag. 4)
Masih merupakan lanjutan tulisan saya sebelumnya, yaitu mengulas tentang produktifitas di masa pandemi. Jika sebelumnya saya sudah berbagi tips untuk bagaimana menyikapi kondisi terkini dengan berpikir positif dan bagaimana tetap menjaga skill bermain dengan tetap berlatih, maka kali ini saya akan berbagi tips yang menurut saya pribadi tidak kalah pentingnya, bahkan mungkin dalam berbagai aspek malah Anda akan menerima imbas positifnya.
Apakah itu?
Yaitu, Buatlah Karya
Saya teringat tentang peribahasa, Gajah Mati Meninggalkan Gading. Saya memaknai secara pribadi (maaf ika kurang tepat), maka eksistensi gajah karena ada gadingnya. Jika dianalogikan dengan diri kita (sebagai manusia lho, bukan sebagai gajah, he…he…he,,,) maka untuk menjaga keeksistensian kita, maka tidak lain dan tidak bukan adalah dengan berkarya. “Bagaimana jika karya saya jelek?” Bagus dan jelek itu relatif, namun tidak ada yang melebihi kepuasan pribadi selain kita menghasilkan karya.
Bagaimana dengan praktisi marching band. Apakah bisa menghasilkan karya? Berupa apa?
Jawabannya, Bisa banget!!!
Karya bisa berupa tulisan, audio, video, visual, dan lain sebagainya. Apalagii di masa pandemi sekarang ini, yang membuat salah satunya kondisi kebutuhan akan online jadi meningkat. Berapa banyak Youtuber baru muncul (termasuk saya, walaupun sudah lama sekali saya punya kanal YouTube), muncul banyak juga selebgram baru, dan lain sebagainya. Tentunya bagi kita praktisi, pegiat, sekaligus aktivis marching, membuat karya kemudian diunggah ke platform digital.
Mengapa saya menyarankan untuk membuat karya?
Ada beberapa sisi positif yang bisa diperoleh, yaitu:
- Sebagai arsip skill pribadi
Karya yang diunggah ke platform digital semacam YouTube, tidak harus dipublikasikan. Bisa juga hanya sebagai media “penyimpanan”, tinggal mengubah setingan ke bukan publik atau setingan pribadi. Dengan membuat karya dan diunggah, maka bisa menjadi semacam arsip pribadi. Apalagi jika arsip tersebut merupakan ide yang mungkin belum komplit atau belum sempurna, mungkin di lain waktu Anda buka kembali arsip Anda, bisa merevisi ide dan mewujudkan ide itu.
- Sebagai bahan evaluasi pencapaian
Karya yang diunggah pun juga bisa menjadi bahan evaluasi pribadi. Misal, saat kita belajar 4 mallet, setiap latihan kita rekam, dan diunggah. Jika hanya diatur setingan untuk pribadi, maka evaluasi hanya bisa kita lakukan secara mandiri, misal tenyata kurang seperti ini, kurang seperti itu, sudah terlihat OK di bagian ini, dll. Jika diatur setingan publik, maka mungkin netizen yang melihat proses Anda, bersedia memberikan komentar, baik komentar positif maupun negatif.
- Sebagai materi diskusi sesama praktisi
Hal ini yang juga sering saya lakukan sebagai praktisi di balik layar. Ketika saya punya karya yang saya unggah di platform digital, maka sebisa mungkin saya kontak kawan-kawan yang lain untuk bersedia berdiskusi. Sehingga saya mendapat masukan dari kawan-kawan, sebaliknya saya juga bisa menjelaskan terhadap pertanyaan-pertanyaan dari kawan-kawan saya.
Semoga tips-tips di atas bisa membantu Anda tetap produktif di masa pandemi. Jika Anda ingin berdiksui lebih lanjut, bisa hubungi saya melalui kanal YouTube (Hendri Cahya Wibowo), melalui akun instagram (@hendri_cw), silakan di-subscribe dan di-follow, ya…
Semoga barokah bagi kita semua.
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=7392