|

Wawancara Redaksi dan Iwan Christanto

Masih dalam rangkaian Apa kabar GPMB XXII, redaksi melalui telepon dengan salah seorang anggota Komisi Tehnis Gpjb / Gpmb, Bapak Iwan Christanto(oldman) yang merangkap sebagai Ketua Koordinator Juri Gpjb dan Gpmb 2006. Wawancara ini dimaksudkan untuk memperjelas dasar dan tujuan pembentukan Komisi Tehnis yang diambil dari wakil-wakil Juara I s/d III dari Divisi sekolah dan Divisi Umum serta hal-hal lain yang perlu diketahui oleh insan MB ditanah air. Berikut wawancaranya.

TM =Redaksi

IC=Bapak Iwan Christanto (Oldman)

TM : Pak Iwan, sejauh ini hal-hal apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh Panitia dan/atau Yayasan GPMB yang ditujukan untuk meningkatkan kemajuan aktivitas GPJB dan GPMB yang diselenggarakan oleh Yayasan GPMB ?

IC : Sejauh ini, suka atau tidak suka sudah menjadi suatu kenyataan bahwa system penilaian / penjurian dalam suatu kompetisi Marching Band ditanah air banyak yang mengadopsi system penilaian yang dipergunakan di GPMB sejak tahun 2000. System penilaian itu kami adopsi dari system yang digunakan di DCI tahun 1994 dan kami peroleh langsung dari Mr. Randy Isoda, DCI International Judge Coordinator. Itupun masih diperlunak dan disesuaikan dengan situasi dan kemampuan MB pada umumnya ditanah air. Pada tahun 2004 ketika GPMB dibantu oleh 2 (dua) orang juri dari Amerika Serikat yaitu Scott Johnson dan Steve Bentley kemudian diperlunak lagi karena menurut kedua expert itu (dari Blue Devils) masih terlalu sulit untuk dicapai oleh MB yang bertanding saat itu. Menimbang keadaan dan komentar serta saran yang diberikan oleh Scott dan Steve maka system penilaian GPMB sejak 2005 maka rentang nilai box penilaian yang ada ditengah diperlebar lagi sehingga MB yang bertanding akan bisa mencapai nilai yang tidak terlalu minim yaitu diantara 6 sampai 8 untuk caption yang nilai maksimumnya 10 atau kelipatannya untuk caption yang jumlah maksimum nilainya 20. Karenanya, meskipun DCI sejak 1999 sudah menggunakan system penilaian baru yang hanya terdiri dari 3 yaitu Visual, Musical dan General Effect, kami di GPMB belum / tidak menganggap perlu untuk mengikuti system penilaian tersebut karena akan sangat memberatkan MB yang bertanding mengingat kemampuan dan tehnik permainan MB ditanah air belum dapat disejajarkan dengan DCI Corps yang bertanding di DCI World Championship setiap musim panas di Amerika Serikat.

TM : Apa lagi terobosan dan inovasi baru yang dikembangkan oleh GPMB ditahun 2006 ini?

IC : Seperti diketahui, DCI sejak beberapa tahun yang lalu, kalau tidak salah sejak 2003 atau 2004 telah memperbolehkan untuk menggunakan Amplification System termasuk menggunakan microphone bagi Corps yang bertanding. Kami di GPMB belum / tidak menganggap sudah waktunya untuk mengikuti setiap perkembangan yang dilaksanakan di DCI karena situasi dan kondisi yang berbeda. Namun, untuk GPJB 2006 yang diselenggarakan tanggal 24 Desember 2006 telah diperkenalkan suatu terobosan baru yaitu penggunaan microphone bagi pemain solo horn yang biasanya untuk MB tingkat SD masih menggunakan pianica dan bukan full brass instruments. Karena solo horn (dalam hal ini solo pianica) sangat sulit didengar baik oleh penonton dan terlebih lagi juri yang menilai horn line / solo horn maka Komisi Tehnis GPJB / GPMB mengusulkan kepada Ketua Umum penggunaan microphone untuk solo horn / pianica untuk GPJB yang ternyata berjalan dengan sangat baik dan mengena sasaran. Kami yakin, system baru ini akan segera diikuti oleh penyelenggara kompetisi sejenis ditanah air yang tentu saja akan kami sambut dengan baik dan samasekali tidak merasa tersaingi karena apa yang kami lakukan ditujukan untuk perkembangan MB ditanah air dan bukan hanya untuk kepentingan GPJB / GPMB semata.

TM : Kalau untuk GPJB Komisi Tehnis GPJB 2006 telah melakukan suatu inovasi yang begitu bermanfaat lalu apa yang akan diperkenalkan untuk GPMB 2006 yang sudah diambang pintu ini?

IC : Suatu terobosan baru lagi telah diumumkan pada waktu Technical Meeting GPMB 2006 yang lalu bahwa Panitia / Komisi Tehnis GPMB melalui Keputusan Ketua Umumnya telah menyetujui untuk mulai melibatkan MB peserta GPMB untuk mendapat kesempatan formal dalam memberikan usulan dan saran untuk kemudian dipertimbangkan untuk disetujui dan dilaksanakan sepanjang usulan tersebut memberi manfaat dan dapat diaplikasikan oleh Panitia GPMB sebagai penyelenggara kompetisi. Pengumuman lengkap mengenai pembentukan Komisi Tehnis ini dapat dibaca di www.gpmb.org Dalam suatu artikel yang direlease oleh Redaksi Trendmarching dipertanyakan mengapa Komisi Tehnis dari Peserta GPMB hanya diwakili oleh 3 peringkat teratas dari masing-masing Divisi dan bukan seluruh peserta dan sebaiknya Panitia / Yayasan tidak mempengaruhi atau tidak memiliki wewenang untuk pembahasan dan memutuskan mengenai pelaksanaan dan peraturan lomba.

Alasan yang paling mudah diterima adalah bahwa Panitia memberi semacam “kesempatan dan kehormatan” bagi 3 peringkat teratas dari tiap Divisi untuk mewakili rekan-rekan MB peserta GPMB untuk memberi usulan dan saran yang benar-benar bermanfaat untuk dipertimbangkan oleh Panitia untuk diaplikasikan pada pelaksanaan GPMB tahun berikutnya. Hal yang sama sudah sejak lama dilaksanakan oleh DCI dimana TOP 12 Corps mewakili dari Semifinalist Corps yang berjumlah 23 sehingga kalau diambil rationya maka di GPMB diambil 50% dari finalis (yang idealnya masing – masing terdiri dari 6 MB dari Divisi Sekolah dan Divisi Umum, kecuali ratio peserta DS dan DU tidak berimbang maka jumlahnya bisa saja bervariasi tidak tepat 6 + 6).

Lalu, mengenai wacana bahwa sebaiknya Pantia / Yayasan tidak terlibat dan tidak memiliki wewenang untuk mempengaruhi jalannya TM 1 atau pembahasan usulan2 tentu saja sulit untuk diterima oleh Panitia / Yayasan karena sifat dari Kompetisi GPMB itu adalah diselenggarakan sepenuhnya oleh Panitia / Yayasan GPMB dan bukan dilaksanakan oleh “sekelompok MB” yang secara bersama-sama (seperti semacam kerjasama penyelenggara antar MB sehingga bisa memutuskan sendiri suatu resolusi secara mutlak tanpa campur tangan pihak lain). Apa jadinya, misalnya resolusi atau keputusan yang diambil oleh kelompok pembahas di TM 1 menyatakan bahwa Juara I GPMB mendapat hadiah Uang Tunai Rp. 100 juta, lalu Juara ke II sekian juta Rupiah dan Juara ke III sekian juta Rupiah. Siapa yang akan menyediakan uang hadiah tersebut? Panitia sudah bisa dipastikan tidak akan sanggup karena dari pengalaman beberapa penyelenggaraan GPMB masih saja mengalami kerugian…apalagi kalau “dipaksakan” memberikan hadiah uang tunai dengan jumlah yang diluar batas kemampuan Panitia. Belum lagi seandainya rapat pembahasan menyatakan bahwa untuk GPMB mendatang seluruh jurinya harus dari luar negeri…..dari mana datangnya dana untuk membiayai semua keputusan itu? Kami di Panitia dan Komisi Tehnis GPJB / GPMB selalu berpijak pada kenyataan, mana yang sudah mungkin dilakukan dan mana yang belum mungkin dilaksanakan agar supaya Kompetisi GPJB / GPMB bisa tetap terselenggara secara kontinyu setiap tahunnya dan berjalan dengan lancar. Ini tentu saja demi perkembangan dan peningkatan kegiatan pelatihan dan kompetisi MB di Indonesia tanpa mengurangi kepentingan setiap unit peserta GPJB / GPMB untuk bisa berkiprah dan berprestasi lebih baik dari waktu ke waktu.

TM : Bagaimana mengenai usulan agar Ketua Dewan Juri yaitu Bapak Iwan sendiri bisa “mengarsip” dan menggunakan arsip video penampilan suatu MB ditahun sebelumnya diputar ulang dihadapan para juri untuk digunakan sebagai suatu referensi mengenai potensi / kemampuan suatu MB sehingga penjuriannya akan bisa lebih baik?

IC : Patut diingat bahwa setiap MB yang ada ditanah air beranggotakan personil-personil yang “tidak tetap” dan selalu berganti / berubah setiap tahunnya. Bukan hanya Divisi Sekolah saja namun juga Divisi Umum selalu berubah personilnya yang tentu saja berpengaruh langsung pada kemampuan tehnis bermain dari MB yang bersangkutan. DCI juga selalu berubah komposisi anggotanya yang dipilih melalui suatu audisi untuk menguji kemampuan bermain calon anggota suatu Corps. Oleh karenanya penggunaan rekaman penampilan suatu MB tahun sebelumnya tidak relevan untuk dipergunakan dengan alasan yang saya sampaikan diatas, yaitu karena personilnya tidak tetap / berubah komposisinya. Bisa saja suatu MB yang tahun lalu belum sanggup perprestasi baik tapi tahun berikutnya sudah bisa perprestasi lebih baik karena pembinaannya sudah lebih lama / lanjut, misalnya untuk MB Sekolah yang personilnya sudah naik kelas berarti sudah lebih lama dilatih / terlatih sehingga kemampuan tehnisnya meningkat.

TM : Baiklah Pak Iwan, kami dari Trendmarching sangat menghargai perbincangan panjang melalui telpon ini sehingga kami makin paham dan mengerti arah dan tujuan Pantita/ Yayasan GPMB yang ternyata telah dan akan selalu melakukan inovasi dan perombakan2 peraturan demi kemajuan kegiatan MB di tanah air tercinta. Sekali lagi terima kasih dan semoga GPMB 2006 akan dapat terselenggara dengan lancar, sukses dan menghasilkan unit-unit MB yang makin berprestasi dan kompetitif.

Selamat Bekerja dan Sampai Jumpa di GPMB 2006 tanggal 6 dan 7 Januari mendatang.

VIVA MARCHING BAND INDONESIA !!

Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=576

Posted by on Dec 30 2006. Filed under Dalam Negeri, Events, GPMB GPJB, News. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Leave a Reply


Recently Commented