Trendmarching Article by Jonathan Fox
Trendmarching Article by Jonathan Fox (submitted 4 march, 2009)
I had so much fun judging at the DMC competition a few weekends back. I ALWAYS have fun in Indonesia. After the awards ceremony (and a long two days) was over, I recall telling our chief judge, Andy Dougharty, that there is nowhere in the world with more beautiful, and in fact, simply more, smiles, than Indonesia. I see it on the faces of competing students, from kindergarten to adult, I see it on supporting staff, parents, and audience, and I see it on the judges, too.
So, how does this relate to my experience in Jakarta? It’s really quite simple. Joy, passion, and satisfaction is evident from the smile on every single face. Competition has not overtaken the fundamental love for the activity. Hard work has not hampered the members’ enjoyment of the actual performances. Long hours seated in the stands have not dampened the pride of the parents and audience.
Put another way, I always feel that passion is first and foremost in the marching activity in Indonesia. And that will take things farther along then, perhaps, many could ever imagine. It’s only natural that we succeed, thrive, and develop quickest when we are doing what we love, and believe in.
So, where to go from here? I think it’s important to know that passion, alone, will not carry the activity forward. I think additional openness to concepts, judges, and staff from outside the Indonesian marching community is most important. New technical concepts, innovative creative ideas, and developments in instruments and technology will then pervade the system. Why not have the largest amount of resources possible to make your product, right? Why not have the biggest palette of colors with which to paint your picture?
I am a 38-year-old guy who is lucky enough to hold a full-time orchestra job as percussionist (www.sso.org.sg) and a teaching position at a top Conservatory (http://music.nus.edu.sg/), all the while leaving ample opportunities to adjudicate, travel, and give classes and recitals. But, I am learning new things every day that I would not, if I were just to stay put in Singapore. When I host guest artists from the United States, I learn about new published music. When I collaborate with European soloists, I learn about the latest techniques and strategies for my students who want to compete in competitions. When I travel within Asia, I learn about completely different approaches toward teaching (Indonesia included). My teacher, the late, great Roland Kohloff (former Principal Timpanist of the New York Philharmonic) used to tell me that the greatest “racket” (scam) in the world was teaching because you learn as much from teaching and seeing as you do from studying, but got paid for it, anyway!
So, keep the lines of communication open. As the marching activity in Indonesia continues to increase in popularity and flourish in quality, there will be more and more to smile about – and the smiles will keep us coming back for more!
Bahasa (diterjemahkan oleh Nimon)
Artikel oleh Jonathan Fox [4 Maret 2009]
Saya sangat senang menjuri pada kompetisi DMC beberapa minggu yang lalu. SAYA SELALU merasa senang di Indonesia. Setelah acara pengumuman [dan dua hari yang panjang], saya terus mengatakan pada kepala juri kita, Andy Dougharty, bahwa sungguh tidak ada tempat lain lagi di dunia dengan senyum yang lebih indah daripada Indonesia. Saya melihatnya di wajah para siswa kompetitor, mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dewasa. Saya juga melihatnya di wajah para staff pendukung, orang tua, dan para hadirin, bahkan para juri.
Jadi, apa hubungannya itu semua dengan pengalaman saya di Jakarta? Sederhana saja. Kebahagiaan, semangat, dan rasa puas tampak dari setiap senyum itu. Berkompetisi ternyata tidak mengesampingkan kecintaan terhadap aktivitas ini. Latihan yang keras terbayar dengan kepuasan bermain saat tampil. Berjam-jam duduk di kursi penonton juga tidak menurunkan kebahagiaan para orang tua dan penonton.
Di sisi lain, saya selalu merasakan semangat itu menjadi yang utama di setiap kegiatan marching band di Indonesia. Dan semangat itu lah yang akan menjadikan semuanya lebih baik. Memang sudah seharusnya kita sukses, berhasil, dan paling cepat berkembang saat kita melakukan apa yang kita cintai, dan kita yakin.
Jadi, ke mana arahnya dari sini? Sangat penting untuk mengetahui bahwa dengan semangat saja tidak akan mengantarkan aktivitas ini menjadi lebih baik. Menurut saya, keterbukaan terhadap konsep tambahan dari luar komunitas Marching Indonesia adalah yang paling penting. Konsep teknik yang baru, ide-ide kreatif yang inovatif, dan perkembangan pada instrument dan teknologi yang tersistem. Mengapa tidak mengambil sumber dan referensi yg sebanyak-banyaknya untuk menghasilkan karya yang baik? Mengapa tidak menggunakan palet cat yang sangat besar untuk membuat lukisan?
Saya berusia 38 tahun dan cukup beruntung bekerja penuh di orkestra sebagai perkusionis (www.sso.org.sg) dan mengajar pada sebuah konservatorium yang ternama (http://music.nus.edu.sg/), sementara meninggalkan kesempatan besar untuk menjuri, mengajar di kelas serta resital. Namun, sekarang saya belajar yang tiap harinya tidak akan saya dapati jika saya trus berada di Singapur. Saat saya mendatangkan musisi dari Amerika, saya belajar mengenai musik new-published. Saat saya berkolaborasi dengan solois Eropa, saya belajar mngenai teknik terbaru dan strategi untuk murid-murid saya yang ingin berkompetisi. Saat saya travelling di Asia, saya belajar mengenai perbedaan pendekatan dalam mengajar [termasuk di Indonesia]. Pengajar saya, Roland Kohloff (former Principal Timpanist of the New York Philharmonic) pernah sekali mengatakan bahwa “raket” yang terbaik [pegangan] di dunia adalah mengajar, karena kita belajar banyak dengan mengajar.
Jadi, jaga keterbukaan dalam komunikasi. Seiring dengan kegiatan marching band di Indonesia berlanjut meningkat dalam kepopularitasannya dan kualitasnya, akan selalu ada yang lebih dan lebih lagi untuk diberi senyum – dan senyum itu lah yang membuat kami akan datang kembali!
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=1123