Serba Serbi Pembaharuan Juri GPMB dan Proses Seleksinya
 Technical                                              Meeting GPMB XVIII dan GPJB II baru                                              saja diselenggarakan di Jakarta pada                                              tanggal 24 Nopember 2002 yang lalu.
Technical                                              Meeting GPMB XVIII dan GPJB II baru                                              saja diselenggarakan di Jakarta pada                                              tanggal 24 Nopember 2002 yang lalu.Secara umum semua pembahasan yang terjadi di Technical Meeting tersebut berjalan dengan cukup baik, lancar dan hampir tanpa hambatan…kecuali ketika nama-nama para Juri yang akan bertugas di GPMB dan GPJB selesai diumumkan.
Salah satu pertanyaan yang sangat tendensius bahkan memberi kesan “menuduh” bahwa akan ada Juri yang tidak obyektif dan kemungkinan memihak salah satu unit peserta memberi dorongan yang kuat bagi saya untuk menulis penjelasan ini. Saya sebut disini sebagai penjelasan dan bukan pembelaan karena hakekatnya tidak ada yang perlu dibela karena “tuduhan” itu tidak mengandung kebenaran sama sekali.
Oleh karenanya perkenankanlah saya dalam hal ini sebagai Ketua Juri GPMB/GPJB 2002 dan juga mewakili Panitia GPMB/GPJB memberikan ulasan dan latar belakang Pembaharuan dan Proses Seleksi Juri GPMB yang sudah dimulai sejak GPMB XVII tahun 2001 yang lalu.
Kilas Balik Pembaharuan Juri GPMB
Sekitar bulan Mei 2001 tahun lalu,                                              saya mendapat telpon dari Titin (Sekretaris                                              Umum GPMB) yang kemudian mengatakan                                              bahwa Pak Kamto (Almarhum Bapak G.                                              Sukamto) yang notabene adalah Ketua                                              Bidang Lomba GPMB sejak awal tahun                                              1990 (bahkan mungkin juga tahun-tahun                                              sebelumnya) ingin bicara dengan saya.
Kemudian Almarhum Pak Kamto mengatakan                                              ingin bertemu dengan saya untuk membahas                                              mengenai Penjurian di GPMB dan juga                                              GPJB I tahun 2001.
Kami, alm. Pak Kamto, Pak Fauzan,                                              Ibu Lisa, Mas Kirnadi dan saya sendiri                                              kemudian bertemu di kantor GPMB di                                              kompleks Taman Ria Remaja Senayan                                              beberapa hari kemudian.
Ibu Lisa mengawali pembicaraan kami                                              dengan mengatakan bahwa Panitia GPMB                                              sudah pusing dengan isu ketidak puasan                                              para peserta GPMB terhadap penjurian                                              dan anggota Juri yang selama itu selalu                                              menjadi topik paling hangat , baik                                              di Technical Meeting, Selama lomba                                              dan juga seusai GPMB, dari tahu ke                                              tahun tidak pernah berubah. Sejak                                              dari para Juri GPMB yang terdiri dari                                              mayoritas orang-orang Korsik, lalu                                              tahun berikutnya disisipkan pemusik                                              terkenal, tokoh-tokoh IKJ lalu yang                                              paling belakangan pemusik dan bahkan                                              pimpinan Twilite Orchestra, Mas Addie                                              MS juga ikutan berkiprah di GPMB,                                              toh masih juga suara-suara sumbang                                              tidak terbendung. Intinya selalu mempersoalkan                                              mengenai ketidak puasan peserta terhadap                                              kualitas para Juri GPMB yang dianggap                                              “kurang” memenuhi syarat                                              serta tidak memiliki latar belakang                                              yang cukup baik untuk menilai pagelaran                                              para peserta GPMB.
Mengapa demikian, karena umumnya para                                              peserta memiliki suatu pemikiran dan                                              anggapan bahwa musik marching band                                              adalah musik yang unik, kompleks dan                                              memiliki karakteristik yang berbeda                                              dengan musik universal pada umumnya.                                              Belum lagi kalau sudah dipadu dengan                                              gerak langkah dan pembentukan displaynya,                                              makin bertambah rumit rasanya untuk                                              dianalisa dan dinilai secara begitu                                              saja tanpa mendalami lebih jauh apa                                              yang disebut sebagai marching musics                                              tersebut.
Karenanya baik alm. Pak Kamto serta                                              Bu Lisa menanyakan bagaimana sebaiknya                                              keluhan itu diselesaikan untuk memuaskan                                              semua peserta GPMB sekaligus mengatasi                                              kemungkinan protes dari peserta serta                                              untuk meningkatkan citra GPMB sebagai                                              kompetisi marching band yang cukup                                              bergengsi di Indonesia.
Mas Kirnadi dan saya memberikan pandangan                                              bahwa orang yang pasti mampu menilai                                              suatu pagelaran marching band tentunya                                              orang yang juga ikut terlibat secara                                              langsung dengan pembinaan dan pelatihan                                              marching band itu sendiri. Dan orang                                              yang sangat terlibat tentunya orang                                              yang pernah menjadi anggota suatu                                              unit, ikut berlatih, ikut bermain                                              dan juga ikut berkompetisi dengan                                              marching band itu sendiri.
Tidak lain dan tidak bukan tentu saja                                              Pelatih ataupun orang-orang yang telah                                              mendarmabaktikan dirinya untuk menekuni                                              dan mendalami seluk beluk marching                                              musics selama bertahun-tahun sehingga                                              memiliki modal pemahaman dan pengalaman                                              yang cukup untuk menjadi seorang Juri                                              pada suatu kompetisi marching band.
Pertanyaan yang sangat wajar disampaikan                                              oleh Bu Lisa maupun alm. Pak Kamto                                              yaitu tentang kekuatiran kalau Pelatih                                              suatu unit tertentu menjadi Juri maka                                              yang bersangkutan akan memihak unit                                              yang memiliki hubungan dekat dengan                                              Juri tersebut. Saya memberikan jawaban                                              bahwa hal itu “bisa” saja                                              terjadi tapi juga bisa “dihindari”                                              dan diproteksi supaya tidak bisa terjadi                                              atau tepatnya kecil kemungkinannya                                              untuk terjadi. Caranya adalah dengan                                              menempatkan minimal 2 (dua) orang                                              Juri yang berlainan asal unitnya dalam                                              satu caption (mata lomba). Kalau diambil                                              2 orang Juri yang berlainan asal unitnya,                                              misalnya Juri A dari unit A dan Juri                                              B dari unit B untuk menilai caption                                              C maka resiko terjadinya kolusi dan                                              manipulasi akan bisa dihindari. Saya                                              juga menyampaikan bahwa yang terpenting                                              adalah untuk memberikan suatu pengarahan                                              kepada Juri-juri yang dipilih bahwa                                              mereka mengemban semangat reformasi                                              dan harus bisa bekerja dengan nuraninya                                              lebih dari sekedar menuliskan nilai                                              dilembar penilaian. Harus diakui bahwa                                              kita semua sudah sangat terbiasa dan                                              kemudian bersikap apatis terhadap                                              segala praktek kolusi yang begitu                                              merajalela dinegeri kita ini. Sejak                                              kita dilahirkan, praktek kolusi sudah                                              membayangi hidup kita sejak bayi.                                              Bayangkan bahwa dirumah sakit yang                                              seyogyanya “bersih” dari                                              praktek kolusi dan manipulasi saja                                              masih saja tidak steril. Mulai dari                                              penjaga pintu ruang perawatan yang                                              bisa “meloloskan” pengunjung                                              diluar jam kunjungan pasien sampai                                              ketingkat yang lebih tinggi lagi.
Semuanya bisa dan biasa terjadi sehingga                                              sering orang menyebut bahwa di Indonesia                                              ini “Everything can be easily                                              arranged”, cukup memprihatinkan                                              sebenarnya.
Selanjutnya, Ms Kirnadi dan saya                                              menjelaskan kepada Bu Lisa dan alm.                                              Pak Kamto bahwa GPMB harus berani                                              mengambil suatu keputusan penting                                              demi perkembangan aktivitas marching                                              ditanah air. Ganti semua Juri atau                                              paling kurang mulai membaurkan para                                              Juri yang diambil dari insanmarching                                              band untuk mulai ditugaskan sebagai                                              Juri di GPMB. Pada tahap awal, dari                                              3 Juri lama sisipkan sekurangnya seorang                                              Juri baru yang pada tahap berikutnya                                              100% Juri lama bisa dialihkan kepada                                              para Juri baru.
Soal kekuatiran nantinya akan ada                                              suara-suara sumbang bernada tidak                                              percaya atau bahkan menyudutkan keberadaan                                              para Juri baru, biarkan waktu yang                                              membuktikan. Yang penting kita semua                                              harus bisa menjadi alat kontrol terhadap                                              kejujuran, profesionalisme dan terpenting                                              menjaga kredibilitas GPMB terhadap                                              kemungkinan terjadinya kecurangan                                              dan keberpihakan dari seorang atau                                              lebih Juri baru tadi.
Akhirnya, diputuskan untuk GPJB I                                              akan mulai digunakan tenaga Juri baru                                              yang diambil dari insan marching band                                              dengan latar belakang berbagai unit                                              asal. Ada yang dari Gita Teladan,                                              PSUMB dan banyak lagi lainnya. Kalau                                              proyek reformasi Juri ini berhasil                                              dengan baik di GPJB I akan dilanjutkan                                              untuk GPMB XVII 2001.
Seperti yang kita ketahui bersama,                                              akhirnya GPMB XVII 2001 sudah mulai                                              menggunakan banyak Juri dari insan                                              marching band dengan motto sederhana,                                              “Dari Kita, Untuk Kita dan Oleh                                              Kita”
Saya sendiri diminta untuk membantu                                              sebagai wakil dari Mas Singgih Sanjaya                                              yang di GPMB XVII menjadi Ketua Juri.
Dalam pelaksanaan penjurian di GPMB                                              XVII lalu, saya selalu menekankan                                              nilai profesionalisme dan kejujuran                                              yang harus kita junjung tinggi. Jangan                                              sampai kami melakukan kesalahan kecil                                              yang bisa berakibat fatal, tidak dipercaya                                              lagi dan bahkan bisa merugikan proyek                                              reformasi Juri GPMB ini. Saya mengkontrol                                              dengan ketat hasil penilaian dari                                              setiap Juri untuk setiap caption dan                                              membuat perbandingan antara nilai                                              dari Juri 1-2 dan 3 untuk menjamin                                              tidak terjadi ketimpangan ataupun                                              kecurangan yang mungkin ada. Bahkan                                              pada babak Final GPMB XVII dalam rapt                                              akhir Dewan Juri diketahui adanya                                              seorang Juri yang memberikan nilainya                                              amat jauh terlalu tinggi dibandingkan                                              2 Juri lainnya. Ketika diverifikasi                                              dan dipertanyakan akhirnya ketahuan                                              bahwa Juri yang bersangkutan terlalu                                              gegabah untuk memberikan nilai terlalu                                              tinggi pada tingkat awalnya. Ini berakibat                                              untuk peserta yang memang penampilannya                                              baik dan harus diberikan nilai lebih                                              tinggi menjadi “terlalu tinggi”                                              dan nyaris mencapai nilai sempurna                                              maksimal.
Apa yang kemudian diputuskan untuk                                              memperbaiki “insiden” ini?                                              Juri yang bersangkutan harus memperbaiki                                              sistem dan penilaiannya mulai dari                                              peserta yang tampil pertama sampai                                              yang terakhir. Itu sebabnya pengumuman                                              pemenang pada babak Final GPMB XVII                                              menjadi tertunda lebih dari 1 jam                                              dari waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
REFORMASI LANJUTAN di GPMB XVIII 2002.
Seperti kita ketahui bersama, nama-nama                                              Juri yang akan bertugas di GPJB II                                              dan GPMB XVIII 2002 sudah resmi diumumkan                                              pada waktu Technical Meeting GPMB                                              tanggal 24 Nopember yang lalu. Sebagian                                              besar peserta TM tidak memberikan                                              komentar dan menyambut baik pengumuman                                              nama tersebut yang dapat diartikan                                              “bisa menerima” susunan                                              Juri tersebut. Semuanya merupakan                                              insan maching band dan tidak ada lagi                                              Juri lama yang bertugas, kecuali mungkin                                              untuk Pencatat Waktu dan Penalti yang                                              bukan merupakan nilai tehnis suatu                                              pagelaran unit marching band di GPMB                                              dan GPJB.
Namun toh masih ada juga yang mempersoalkan                                              resiko keberpihakan dan kemungkinan                                              tidak obyektif bagi Juri yang memiliki                                              hubungan khusus dengan peserta, entah                                              itu dulu ataupun sekarang masih menjabat                                              sebagai pelatih salah satu kontestan.
Cukup wajar kalau kekuatiran ini kemudian                                              timbul karena “kebiasaan”                                              kita semua dalam menghadapi segala                                              macam KKN atau kecurangan lain yang                                              terjadi dalam hidup kita sehari-hari.
Namun, kita tidak akan pernah beranjak                                              maju kalau tidak berani mencoba dan                                              tidak rela memberikan kesempatan kepada                                              para Juri baru. Kesempatan untuk menunjukkan                                              dan memberi bukti bahwa yang bersangkutan                                              layak diberi kepercayaan, tanggung                                              jawab moral dan kesanggupan untuk                                              bertugas dengan jujur, adil dan tidak                                              memihak suatu pihak tertentu.
Makna inilah yang perlu digaris bawahi,                                              nilai harga diri dan kredibilitas                                              para Juri yang perlu dijaga oleh mereka                                              masing-masing dalam menjalankan tugasnya                                              nanti. Ironis sekali kalau kita semua                                              tidak rela memberikan kepercayaan                                              itu karena toh semuanya akan dijaga                                              dan dikontrol dengan ketat oleh Ketua                                              serta Wakil Ketua Juri nantinya. Waktu                                              jualah yang akan membuktikan nanti                                              bahwa kekuatiran yang berlebihan itu                                              yang terlalu apriori dan mungkin kurang                                              pada tempatnya untuk dipermasalahkan                                              sepanjang masa.
Kita semua juga patut meyadari bahwa                                              jumlah calon Juri yang tersedia sangat                                              terbatas, artinya kita kekurangan                                              tenaga yang mampu untuk dipilih dan                                              ditunjuk menjadi calon Juri nantinya,                                              baik untuk GPMB tahun ini, terlebih                                              untuk tahun-tahun mendatang. Kebetulan                                              bahwa MB. Pupuk Kaltim Bontang, PSUMB                                              dan beberapa lagi lainnya tidak ikut                                              berpartisipasi di GPMB XVII sehingga                                              Oldman, Bigman dan banyak lagi nama                                              lainnya bisa membantu panitia GPMB                                              untuk tugas penjurian. Apa jadinya                                              kalau kita semua selalu apriori dan                                              tidak yakin bahwa kami semua layak                                              dipercaya, bertanggung jawab dan memiliki                                              nilai kredibilitas yang baik untuk                                              mengemban tugas penting ini. Apakah                                              kalau MB. PKT, Karang Putih, PSUMB,                                              Gita Teladan, Crescendo dan lain-lainnya                                              ikutan GPMB lalu pelatihnya tidak                                              bisa atau tidak layak lagi untuk ditunjuk                                              sebagai Juri GPMB?
Dari pengalaman yang lalu, justru                                              para Pelatih MB yang bersangkutan                                              akan “lebih pelit” dalam                                              menilai unitnya sendiri karena mereka                                              tahu persis dimana letak kelemahan                                              unitnya sendiri.
Mereka akan malu untuk memberikan                                              “keistimewaan” dan “keuntungan”                                              bagi unitnya karena masih ada Juri                                              lain dalam caption yang sama. Suatu                                              perbedaan nilai yang ekstrim akan                                              begitu mudah diketahui dan berakibat                                              turunnya citra dan harga diri Juri                                              tersebut dan bahkan bisa berakibat                                              lebih jauh dengan resiko tidak ditunjuk                                              lagi untuk event yang akan datang.
Saya yakin sekali bahwa kekuatiran                                              akan timbulnya kecurangan tidak akan                                              pernah terjadi karena hal itu akan                                              sangat mudah dideteksi dan kemudian                                              dikoreksi sebagaimana mestinya.
Oldman dan Bigman pasti akan turun                                              tangan untuk memberantas itu semua                                              demi menyelamatkan kegiatan maching                                              band ditanah air.
Kita harus meyakini bahwa bila ada                                              suatu unit yang kemudian bisa menang                                              karena “dibantu” dengan                                              kecurangan sudah pasti akan dicemoohkan                                              oleh komunitas marching band dan hal                                              ini pasti tidak dikehendaki oleh unit                                              itu sendiri. Saya juga yakin para                                              Pembina, Pelatih dan Anggota setiap                                              unit yang berkompetisi tidak pernah                                              menginginkan suatu kemenangan yang                                              diperoleh secara tidak jujur karena                                              akan memberi aib dan malu bagi unitnya                                              sendiri.
Jadi, dalam kesempatan ini saya menghimbau                                              dan mengajak anda semua untuk ikut                                              mensukseskan program peremajaan Juri                                              GPMB dengan cara mendukung pelaksanaannya                                              dan menjadi bagian dari pengawasan                                              agar tidak pernah terjadi kecurangan                                              yang tidak dikehendaki.
Marilah kita bekerja sama agar motto                                              “Dari Kita, Untuk Kita dan Oleh                                              Kita” menjadi suatu etos yang                                              baik antara Penyelenggara, Pelaksana                                              dan Peserta dalam setiap kompetisi                                              marching band ditanah air, khususnya                                              GPJB dan GPMB.
Dan bagi para peserta GPJB II dan GPMB XVIII 2002 yang akan datang, saya sampaikan ucapan Selamat Berlatih agar bisa menunjukkan kemampuan terbaik unit anda. Buatlah pagelaran anda menjadi sesuatu yang istimewa untuk memberi kesan yang baik serta tanpa kelemahan dan kekurangan sehingga para Juri akan dengan sendirinya memberi nilai yang sesuai dengan kemampuan unit anda.
Sampai Jumpa di GPJB II dan GPMB XVIII diakhir bulan Desember 2002 di Istora Gelora Bung Karno.
Jakarta, dini hari 29 Nopember 2002.
Iwan “Oldman” Christanto
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=246
 
					

