Nonton Color Guard Netherlands

Nonton Color Guard Netherlands
— Diana Balinda langsung dari den Bosch Belanda —
 Gorinchem,                                              dimana tempat aku numpang tinggal                                              di kakaku, udara cukup dingin, maklum                                              disini sedang musim dingin 1,5 drajat                                              celcius. Huh… sesuatu yang jarang                                              sekali aku di Indonesia dengan bermantelkan                                              tebal. Hari itu, 15 February 2003,                                              aku mesti bergegas menuju Sportcentrum                                              Maasport di kota den Bosch, jarak                                              mesti kutempuh 30 menit dengan berkendaraan                                              pribadi, perjalanan yang cukup menyenangkan,                                              baru pertama kali aku sempat untuk                                              menonton langsung Color Guard Netherlands                                              (CGN) di kota ini, hmmm sekalian saja                                              oleh oleh ceritaku buat teman-teman                                              #trendmarching di Indonesia
Gorinchem,                                              dimana tempat aku numpang tinggal                                              di kakaku, udara cukup dingin, maklum                                              disini sedang musim dingin 1,5 drajat                                              celcius. Huh… sesuatu yang jarang                                              sekali aku di Indonesia dengan bermantelkan                                              tebal. Hari itu, 15 February 2003,                                              aku mesti bergegas menuju Sportcentrum                                              Maasport di kota den Bosch, jarak                                              mesti kutempuh 30 menit dengan berkendaraan                                              pribadi, perjalanan yang cukup menyenangkan,                                              baru pertama kali aku sempat untuk                                              menonton langsung Color Guard Netherlands                                              (CGN) di kota ini, hmmm sekalian saja                                              oleh oleh ceritaku buat teman-teman                                              #trendmarching di Indonesia
Sepanjang perjalanan, aku membayangkan                                              teman-temanku di Indonesia. Aku merasa                                              kesepian. Aku membayangkan juga di                                              Sportcentrum bakalan rame seperti                                              apa yang ada di area senayan, tak                                              ubahnya seperti penyelenggaraan GPMB                                              itu , hiruk pikuk dan lalu lalang                                              orang-orang yang akan berlomba atau                                              menonton serta pedagang asongan yang                                              rajin menawarkan dagangan. Yang kudapati                                              di sini lain banget suasananya. Udara                                              yang cukup kencang dan dingin menambah                                              laju mobil yang kukendarai semakin                                              kencang. Diluar arena sepi, tidak                                              terlihat banyak orang hilir mudik.
Tiket seharga 14 euro aku dapatkan                                              akhirnya, setelah cukup bingung juga                                              mencari tempat loket. Pertama kali                                              aku terkesima, orang yang melayani                                              penjualan tiket begitu ramah, aku                                              takjub juga dengan tiket yang aku                                              pegang, disitu tertulis dengan jelas                                              tempat kursi yang mesti aku duduki,                                              blok ke 3, deret ke 8 no kursi 74.                                              Aku jadi inget kalo nonton film-film                                              di cineplek, otakkupun berpikir pintar,                                              wow, tidak ada problem berarti ntar                                              kalo aku kepingin pipis dan meninggalkan                                              tempat dudukku, karena tempat dudukku                                              tidak dipakai orang ……..
Aku melihat di sebelah loket tiket,                                              banyak terdapat ruang ruang. Hampir                                              seluruh ruang ruang itu terisi oleh                                              peserta, rupanya ruangan ruangan itu                                              adalah tempat ganti dan rias peserta,                                              tidak ada yang hilir mudik, aku melihat                                              semua rapi, semua peserta tidak ada                                              yang berkeliaran di luar arena atau                                              tempat ganti pakaian itu ……
 Aku                                              pastikan untuk menempati tempat dudukku                                              dulu, saat itu pukul 06:20 mungkin                                              di Indonesia jam 00.20 wib. Acara                                              baru akan dimulai pukul 07.00 waktu                                              setempat. Arena masih sepi penonton.                                              Masih ada waktu 40 menit pikirku,                                              aku gunakan untuk melihat-lihat sekitar                                              gedung itu, sekalian mencari souvenir                                              . Sebetulnya aku cukup kecewa, karena                                              sulit kudapati orang menjual souvenir                                              disitu. Aku memasuki coffe shop sambil                                              sejenak untuk santai. Orang-orang                                              cukup ramai disini, aku berharap bias                                              mendapatkan souvenir disini. Hih,                                              kenapa aku jadi inget abang-abang                                              yang banyak jualan souvir di GPMB.                                              Disini susah banget untuk mendapatkannya.
Aku                                              pastikan untuk menempati tempat dudukku                                              dulu, saat itu pukul 06:20 mungkin                                              di Indonesia jam 00.20 wib. Acara                                              baru akan dimulai pukul 07.00 waktu                                              setempat. Arena masih sepi penonton.                                              Masih ada waktu 40 menit pikirku,                                              aku gunakan untuk melihat-lihat sekitar                                              gedung itu, sekalian mencari souvenir                                              . Sebetulnya aku cukup kecewa, karena                                              sulit kudapati orang menjual souvenir                                              disitu. Aku memasuki coffe shop sambil                                              sejenak untuk santai. Orang-orang                                              cukup ramai disini, aku berharap bias                                              mendapatkan souvenir disini. Hih,                                              kenapa aku jadi inget abang-abang                                              yang banyak jualan souvir di GPMB.                                              Disini susah banget untuk mendapatkannya.
Hanya sebentar aku singgah di coffe                                              shop, aku putuskan untuk berkeliling                                              di arena sportcentrum. Aku pikir daripada                                              bete mending cari informasi-informasi                                              yang lebih bagus untuk #trendmarching                                              atau mencari kenalan dengan bule-bule                                              disini. Sampailah aku di salah satu                                              ruangan, disitu banyak sekali tim-tim                                              yang sedang melakukan persiapan, warming                                              up. Yah, ternyata Warming Up Area,                                              baru itu aku tahu setelah pintu ruang                                              itu ditutup dan di pintunya terpasang                                              jadwal penggunaan ruangan tersebut.                                              Masing-masing tim sebelum bertanding                                              diberi kesempatan 25 menit untuk melakukan                                              Warming Up, jadwalnya sesuai dengan                                              jadwal urutan tampil lomba. Benar-benar                                              ruangan itu tenang sekali, tidak ada                                              orang yang hilir mudik, tidak ada                                              aktifitas lain selain pemain dan instrukturnya,                                              dan tidak sembarang orang bias memasuki                                              ruangan itu. Beruntung aku terjebak                                              pada ruangan itu.
Ada tiga tim yang sempat aku lihat                                              warming-upnya : yaitu southern knight,                                              mayflower dan jong beatrix semua dari                                              independet regional A-class. Aku sempat                                              berbicara dan memperkenalkan diri                                              dari #trendmarching Indonesia dengan                                              seorang pelatih dari tim mayflower.                                              Beliau seorang ibu yang sudah cukup                                              berumur, mungkin diatas 45 tahun.                                              Beliau sangat antusias menerima perkenalanku,                                              dan menanyakan juga tentang kabar                                              tim CG Garuda Indonesia FDC yang tidak                                              jadi mengikuti event ini. Karena aku                                              tidak tahu pasti tentang batalnya                                              CG Garuda di event WGI ini, aku jawab                                              saja sekenanya, mungkin di kesempatan                                              lain mereka akan bisa hadir.
Barangkali penampilanku cukup menarik                                              disitu, sebenarnya aku merasa bangga,                                              menjadi “turis”, dan seperti                                              halnya bule-bule di Indonesia, akupun                                              menjadi perhatian di tempat itu. Apalagi                                              ada Bule Jerman yang minta foto bareng                                              aku. Mereka tahu kalau aku dari Asia.
Waktu sudah pukul 07.00 lebih dan                                              aku terlambat memasuki arena lomba,                                              aku juga tidak mau berlama-lama di                                              Warming-up Area. Setelah sedikit bicara                                              dengan pelatih dari Mayflower aku                                              segera beranjak measuki arena lomba.
Memasuki arena lomba tidak sembarangan                                              seperti di Indonesia. Etikanya seperti                                              nonton konser orkestra. Tidak dibuka                                              pintu masuk penonton pada saat-saat                                              penampilan, begitu juga tidak diperkanankan                                              penonton meninggalkan arena pada saat                                              berlangsung permainan. Jadi benar-benar                                              rapi dan tenang. Setelah aku kembali                                              ke kursiku, yang membuat aku lagi-lagi                                              merasa iri adalah pemberitahuan dari                                              pembawa acara, bahwa Panitia menyediakan                                              tim medis berikut ambulance. Ada salah                                              satu Rumah Sakit terdekat sudah melakukan                                              kerjasama dengan panitia dan melakukan                                              persiapan kalau terjadi sesuatu hal                                              yang tidak diharapkan. Aku merasa                                              enak banget, jadi tidak merasa ketakutan                                              bilamana terjadi kecelakaan dalam                                              lomba. Urusan kesleo atau terkilirpun,                                              panitia sudah menyediakan medical                                              supportnya, tidak lagi official tim                                              yang ngurut atau yang ngurusi. Medical                                              Support standbay di arena lomba dengan                                              seksama, aku hanya bisa memandanginya                                              dari tempat aku duduk.
 Ada                                              salah satu Balkon dimana penonton                                              dapat melihat jelas ke Balkon tersebut                                              petugas pencatat nilai, hanya beberapa                                              orang saja yang duduk di area itu,                                              tidak ada aktifitas lain, dan tidak                                              ada orang lain yang memasuki wilayah                                              itu. Mereka bekerja dengan laptop                                              dan beberapa alat-alat tulis, menerima                                              pengumpulan angka dan kemudian menampilkannya                                              untuk diketahui oleh penonton secara                                              langsung. Mereka bekerja sangat tenang                                              dan tekun.
Ada                                              salah satu Balkon dimana penonton                                              dapat melihat jelas ke Balkon tersebut                                              petugas pencatat nilai, hanya beberapa                                              orang saja yang duduk di area itu,                                              tidak ada aktifitas lain, dan tidak                                              ada orang lain yang memasuki wilayah                                              itu. Mereka bekerja dengan laptop                                              dan beberapa alat-alat tulis, menerima                                              pengumpulan angka dan kemudian menampilkannya                                              untuk diketahui oleh penonton secara                                              langsung. Mereka bekerja sangat tenang                                              dan tekun.
Aku mulai memperhatikan penampilan                                              unit-unit yang bertanding. Rata-rata                                              kostum yang mereka kenakan simple,                                              tidak terlalu banyak aksesoris property,                                              benderapun tidak banyak yang ribet.                                              Aku sendiri heran, bendera-bendera                                              yang mereka mainkan, soal corak dan                                              warna masih kalah luar biasanya dengan                                              band-band di Indonesia. Simple sungguh                                              simple. Satu yang membuat aku heran                                              (karena hal ini jarang di pakai di                                              Indoensia), mereka mempersiapkan sendiri                                              alas (matras) arenanya, sesuai dengan                                              tema yang mereka angkat. Ada yang                                              bercorakkan warna garis garis kubisme                                              cerah, ada gambar globe dan peta dalam                                              dominasi putih, abu-abu dan hitam                                              dengan banner-baner bendera banyak                                              negara, ada yang hanya dominan warna                                              hijau disilang warna putih membelah                                              antar sudut. Alas atau matras itu                                              skalian digunakan untuk menyembunyikan                                              property yang dipakai.
Rata-rata teknis permainan yang disuguhkan terus terang sejauh yang aku saksikan tidak ada yang luar biasa. Disini kebanggaanku muncul sebagai orang Indonesia, kita tidak kalah dengan mereka, tapi saying sejauh ini belum pernah ada unit marching band Indonesia yang mengirimkan tim Colour Guardnya di Event ini.
Aku sampai ke rumah di Gorinchem pukul 11 malam, kubikin tomate soup sambil melamun membayangkan disuatu saat nanti aku bisa melihat tim dari Indonesia bermain di WGI ini, apalagi aku bisa menonton ramai-ramai dan tidak bete keasikan sendirian. (Diana Balinda)
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=258
 
					


