INDONESIA HARUS MEMILIH
INDONESIA HARUS MEMILIH :
Corps Style With DCI or Marching Style With WAMSB for Judging System?
By Dody J Purnama
Perkembangan Marching Band/Drum Corps di Indonesia dari tahun ke tahun semakin baik dan menuju peningkatan. Unsur Music dan Visual menjadi lebih berbobot/berkualitas dari waktu ke waktu disetiap pagelarannya. Kesemua hal ini tentunya sangat dipengaruhi perkembangan marching band/drum corps di dunia.
Tidak dipungkiri lagi perkembangan marching band/drum corps di dunia semakin terasa kuat sampai ke Indonesia, dengan sarana teknologi yang semakin mudah dan modern, seperti internet, membuat siapapun dan dimanapun kita berada, kita dapat mengakses dengan cepat semua informasi marching band/drum corps yang berkembang di Indonesia bahkan dunia. Dengan informasi yang sangat mudah didapat, tentunya pengetahuan dan wawasan tentang marching band/drum corps di Indonesia semakin banyak dan meningkat.
Akan tetapi sampai saat ini pemerataan ilmu pengetahuan dan wawasan masih belum terjadi secara maksimal dan total di marching band/drum corps Indonesia. Salah satunya yang ingin kami ketengahkan adalah Rules And Regulations: Competition System and Judging System, karena hal ini merupakan hal yang paling mendasar sebagai evaluasi hasil karya marching band/drum corps Indonesia untuk menentukan ke arah mana peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan wawasan marching band/drum corps Indonesia.
SEKILAS TENTANG SISTEM PENILAIAN DCI DAN WAMSB
Marching Band/Drum Corps members di Indonesia pasti sudah pernah mendengar atau bahkan sangat mengenal dengan dua organisasi besar marching band/drum corps di dunia yang berbeda sistem ini.
Disini kami ingin mengulas secara singkat tentang dua organisasi besar marching band dan drum corps dunia.
Yang pertama adalah WAMSB/World Association Marching Show Band yang bermarkas di Canada, merupakan organisasi marching band yang cukup besar, melakukan even tahunan yang diselenggarakan di beberapa negara secara bergantian, dengan salah satu International Event terbesarnya yang dikenal dengan nama WMC/World Music Contest-Kerkrade Netherlands. Di WAMSB tidak adanya batasan khusus untuk alat tiup/horn line, adanya komposisi campuran antara marching brass dan woodwind, serta form yang tegas/simetrik sering diperlihatkan, tidak wajibnya pemakaian color guard serta tidak harus adanya pit instruments/front ensemble sebagai pendukung unsur music, merupakan ciri dari dari sistem yang diterapkan oleh WAMSB.
Beberapa waktu lalu sistem ini telah diterapkan oleh kejuaraan dunia yang dilaksanakan di Malaysia yang kita kenal dengan KLWMBC, dalam even ini unsur penilaian musik banyak dititik berat kepada teknik yang baik oleh horn section (brass/woodwind) serta teknik yang tinggi dan clean dari form (kita mengenalnya dengan marching maneuvering and display), bila dua hal ini dapat dilakukan dengan baik dan sempurna, pastinya nilai yang didapat akan sangat tinggi.
Sebagai contoh sistem penilaian dari KLWMBC/Kuala Lumpur World Marching Band Competition yang diambil dari sistem WAMSB: mereka memakai 5 captions penilaian:
1. Music Repertoire (20%)
2. Music Performance (20%)
3. Form And Style (20%)
4. Choreography (20%)
5. General Effect (20%)
Sebagai kilas balik, even ini pernah diikuti oleh beberapa band terbaik Indonesia, karena sistem yang kita pakai biasanya berbeda dengan WAMSB (biasanya acuannya DCI), tentunya prosentase penilaian/captions pastinya berbeda, sebagai contoh betapa bagusnya dan hebohnya color guard melakukan pagelarannya, tentu tidak dapat mempengaruhi nilai band karena pada rule of judges tidak ada penilaian color guard, begitu juga dengan pit intruments/front ensemble.
Pendek kata jangan berharap nilai tinggi atau bahkan juara, bila permainan alat tiupnya (brass/woowind) tidak sempurna serta form yang dibuat tidak rapi, tidak memiliki teknik dan sempurna, secara singkatnya cukup dengan brass/woodwind yang sempurna dan sedikit marching percussion kesempatan menjadi juara akan didapat dieven tersebut, ini sudah merupakan bukti yang nyata bila kita lihat hasil akhir dari kejuaraan dunia KLWMBC tahun 2007-2008 yang mengambil sistem penilaian WAMSB.
Menurut hemat kami bahwa marching band/drum corps Indonesia sangat asing dengan sistem penilaian tersebut. Tentu saja, karena even-even di Indonesia saat ini melihat sistem penilaian DCI, dan sayangnya tidak semua even di Indonesia memiliki kemandirian untuk menentukan arah penilaian yang ingin dipakai, banyak dari pelaksana even yang “hanya” menduplikat dari sistem yang sudah ada di Indonesia tanpa pernah melihat darimana sebenarnya sistem ini dibuat dan bertujuan untuk apa.
Organisasi besar yang kedua DCI/Drum Corps International yang bermarkas di Illinois State-USA, organisasi ini telah berdiri lebih kurang selama 60 tahunan, merupakan penerapan konsep terbaru dari marching band menuju drum corps yang berkembang saat ini dan kita kenal dengan nama “Corps Style”. Kami juga meyakini marching band/drum corps Indonesia sangat tidak asing dengan yang namanya corps style yang dikembangkan oleh DCI.
Hampir semua style, system, marching band/drum corps Indonesia mengikutinya, dapat dilihat dari instruments yang dipakai seperti Marching Brass (all front bell), adanya Pit Instrument/Front Ensemble dan masuknya Color Guard sebagai section yang penting dan diperhitungkan. Satu hal paling sederhana yang dapat kita lihat saat ini adalah sudah jarang ditemui atau bahkan tidak ada pemakaian alat woodwind di marching band/drum corps Indonesia (salah satu syarat dari DCI Rules And Regulations adalah alat tiup yang wajib digunakan hanya Marching Brass/Front Bell, boleh in G/Bugles dan atau in Bb).
System penilaian di DCI diterapkan secara Balanced antar unsur Music dan Visual, adanya penilaian Brass, Battery Percussion And Front Bell/Pit Instrument, Ensemble Music, Color Guard, Visual Performance, Ensemble Visual dan General Effect, semua porsi creativity dan technique dinilai secara menyeluruh, sehingga peningkatan teknik disetiap seksi/divisi sangat cepat terlihat, bila terus memakai sistem ini. Bila kita cermati bersama, tingkat permainan dari grup DCI dari tahun ke tahun semakin baik dan selalu up to date dan fresh.
DCI 2008, merupakan competition yang sangat fair, disinilah perlu balance antar unsur music and visual, seperti contoh bisa kita kita lihat dari hasil nilai Blue Devils 2008 dengan juara 1 di Caption GE and Visual, tetapi tidak menjadi juara 1 DCI 2008, Dan malah Phantom Regiment 2008 yang hanya juara 1 di Caption Music justru sebagai pemenang DCI 2008, karena mengalahkan Blue Devil dengan selisih nilai yang sangat tipis = 0,025! Why Not?
Sebagai uraian Caption And Sub Caption dari DCI Judging System:
1. Caption General Effect (GE)-Sub Captions Visual Effect (VE) (20%)
2. Caption General Effect (GE)-Sub Captions Music Effect (ME) (20%)
3. Caption Music (MU)-Sub Captions Brass Performances (BP) (10%)
4. Caption Music (MU)-Sub Captions Ensemble (EM) (10%)
5. Caption Music (MU)-Sub Captions Percussion Performances (PP) (10%)
6. Caption Visual (VI)-Sub Captions Visual Performances (VP) (10%)
7. Caption Visual (VI)-Sub Captions Ensemble Visual (EV) (10%)
8. Caption Visual (VI)-Sub Captions Color Guard (CG) (10%)
Bila kita cermati, tentu balance antara musical technique and visual technique sangat diperlukan disini, jumlah juri menjadi lebih sedikit, yang tentunya juri tersebut benar-benar professional, accountable and have the good experience. Kita perlu sekali mencontoh modern system yang diterapkan di DCI, salah satunya mereka memakai recording untuk semua comment dan saran demi peningkatan drum corps serta dengan menerapkan technology “Fast Count” , sederhananya hanya dengan menekan tombol-tombol seperti calculator dan menekan enter! nilai tersebut langsung diterima di Tabulation, dan selanjutnya hasil penilaiannya langsung bisa dilihat secara keseluruhan hanya dalam waktu 1-2 menit sejak band tersebut selesai mempertunjukan pagelarannya. Wow, Luar Biasa!
Perhitungan Cepat (fast count), sepertinya masih lama untuk bisa diterapkan di Indonesia, lagi-lagi masalah klasik tentang kurangnya tenaga untuk mengoperasikan teknologi, biaya peralatannya dan biaya untuk bisa menghadirkan juri dengan tingkat kepercayaan yang tinggi dan tentunya masih menjadi kebiasaan untuk adanya diskusi panjang penentuan sang pemenang, untuk Professional, Accountable, Judge Experience memang masih jarang dimiliki personal di Indonesia, akan tetapi kita harus maju menuju yang terbaik. Atau masih harus menunggu 10 tahun lagi?
Informasi yang perlu kita ketahui juga, bahwa negara tetangga kita yang baru 2 tahun melaksanakan kejuaraan marching band bertaraf international bisa menghadirkan juri internasional, menggunakan sistem internasional, menerapkan sistem perhitungan cepat/fast count, dengan kurang lebih dari 30 menit setelah selesainya semua pertunjukan, hasil total penilaian sudah dapat dilihat. Ini tidak lepas dari juri yang dihadirkan semua dari juri-juri bertaraf internasional yang memiliki tingkat profesionalitas yang tinggi dan terpercaya. Sayangnya sampai saat ini, nama-nama besar personal asli orang Indonesia belum bisa berbuat banyak untuk menjadi juri marching band bertaraf international. Tanya kenapa?
DCI or WAMSB?
Perkembang drum corps didunia sangat mempengaruhi perkembangan marching band/drum corps di Indonesia. Disini kita tidak dapat pungkiri, bahwa berkembangnya even kejuaraan marching band/drum corps di Indonesia, tentunya membangun dan meningkatkan marching band/drum corps di Indonesia.
Tetapi dimanakah muara dari sistem yang dipakai?
Kami sangat yakin bahwa sistem yang dipakai banyak even di Indonesia “melihat” dari sistem DCI, yang pada tahun 80an dulu melihat dari sistem All Japan Marching Band Festival/Grand Prix Japan. Kami maksudkan “melihat” karena memang belum secara seragam dan sama semua even di Indonesia memakainya, bahkan banyak terjadi percampuran atau membuat sendiri sistemnya dengan nama captions yang beragam.
Sebelumnya kami ingin sedikit memberi saran, sudah saatnya Indonesia memilih system DCI yang murni/pure, tidak hanya melihat secara sedikit sistem yang berkembang di dunia saat ini. Seperti yang sudah dituliskan diatas ada dua sistem yang yang dikembangkan oleh dunia: sistem penilaian DCI atau WAMSB.
Jadi Indonesia mau ikut yang mana? DCI atau WAMSB? Sebaiknya harus dipilih salah satu diantaranya. Ini bila marching band/drum corps Indonesia mau segera sampai ke taraf international.
Adanya keyakinan bahwa semua members, pelatih, pengurus, pengelola even pasti banyak yang setuju memakai sistem DCI, hanya sangat disayangkan baik dari captions, sub caption, content masih ada yang berbeda dari sistem DCI bahkan bisa dibilang banyak yang berbeda atau ganti nama.
Sebuah pertanyaan, kenapa ragu untuk memakai semua caption, sub caption dan content murni DCI?
Bila dikatakan “belum saatnya”, bagi penulis kira-kira kapan ya saatnya? 10 tahun lagi?
Bila dikatakan “wah meniru”, menurut penulis, siapa ya kira-kira yang mengambil technique, style, system, instruments, rules dll dari DCI?
Bila dikatakan “terlalu tinggi belum sampai”, menurut penulis, jadi kapan ya drum corps Indonesia bisa mencapainya?
Menurut kami marching band/drum corps Indonesia sudah sangat DCI, baik dari technique, style, system, instrument, aturan lomba, bahkan jumlah komposisi pemain termasuk jumlah yang cukup besar diwilayah Asia, bahkan banyak yang setara dengan jumlah members di DCI Division 1.
Ada kewajaran yang terjadi kenapa saat ini diwilayah Asia Tenggara, marching band/drum corps Indonesia, masih tertinggal dari band-band besar Thailand, mungkin ini rahasianya: salah satu yang mereka terapkan adalah sistem penjurian yang total memakai sistem DCI (international standard), kejuaraan dilakukan di Outdoor (international standard), serta mendatangkan juri yang berpengalaman di DCI, mendatangkan clinician DCI dan yang lebih baik lagi banyak mantan pemainnya/ex members ikut audisi di DCI, yang nantinya diharapkan mereka bisa mengembangkan ilmu dan pengetahuannya di negara tersebut. Totalitas ini mungkin kita bilang peniru, tetapi nanti dulu… Justru mereka meniru yang benar, bukan peniru yang asal tiru dan ini terbukti dikejuaraan dunia marching band dunia, Indonesia bukan yang terbaik bahkan masih dibawah Malaysia (yang baru 15 tahun melakukan kejuaraan marching band atau mereka sebut “pancaragam”), sebagai bukti yang lain dapat kita bisa ambil sample video from thailand marching band (bisa di download dari internet) yang membuktikan show concept, musicianship, entertainment and technique mereka lebih tinggi dari marching band/drum corps Indonesia. Mari kita pikirkan apa yang kurang dengan drum corps Indonesia? yang katanya sudah melihat DCI? Sudah puluhan tahun berdiri? Sudah puluhan tahun melakukan kejuaraan? Jadi apa yang kurang ya?
PERUBAHAN MEMANG SULIT, TETAPI BUKAN TIDAK MUNGKIN
Ini menjadi pekerjaan rumah untuk drum corps Indonesia, terutama lagi drum corps peringkat-peringkat terbaik Indonesia yang baru saja meraih prestasi di tahun 2008 kemarin. Suatu jaminan peningkatan dari drum corps Indonesia, bila penerapan system DCI dilakukan, akan sangat disayangkan bila hampir semua marching band/drum corps Indonesia mengadopsi technique, system, style DCI tetapi tidak total.
Sekali lagi, sudah saatnya kita memikirkan: pemakaian sistem penjurian total DCI captions, mendatangkan banyak juri/pemain berpengalaman dari DCI, mengubah kejuaraan indoor menjadi outdoor, mendatangkan banyak clinician DCI, mengirimkan dan mendukung para members/ex members untuk audisi di DCI sebagai pemain didivisi 1/2/3, Bila sistem ini dapat diterapkan disemua kejuaraan yang ada di Indonesia secara seragam dan berkesinambungan, maka sudah dapat dipastikan peningkatan mutu baik music dan visual drum corps Indonesia pasti terjadi. Hal-hal yang tersebut diatas merupakan tahapan nyata untuk mengantar drum corps Indonesia siap berprestasi di even-even besar dunia dan selanjutnya akan mengantar pelatih-pelatih/juri-juri drum corps Indonesia berperan aktif ditingkat dunia.
Kami menyadari perubahan memang sulit, perlu waktu dan perlu perjuangan, tetapi tidak berubah sama sekali adalah suatu keburukan dan mengakibatkan peningkatan drum corps Indonesia hanya bisa “jago kandang”, bila berada ditingkat international tidak bisa berbuat banyak. Kita harus bersiap dari sekarang, dari saat ini juga. Kita mengetahui saat ini sistem WAMSB sudah dilaksanakan di Malaysia sebagai kejuaraan dunia marching band yang memasuki tahun ke tiga (yang sayangnya sampai saat ini belum pernah dilaksanakan di Indonesia, sejak kurang lebih 30an tahun berdiri marching band/drum corps Indonesia), serta bukan tidak mungkin international competition dengan sistem DCI-Drum Corps International akan segera dilaksanakan di Asia Tenggara. Apakah kita masih harus menunggu lagi?
Semestinya peningkatan mutu angota, pelatih, juri, pengurus drum corps di Indonesia semuanya berawal dari even kejuaraan yang dilaksanakan di Indonesia.
Sebagai gambaran kita bersama, saat ini drum corps Indonesia masih berada di bawah Thailand dan Malaysia. Sudah selayaknya menjadi perhatian penting bagi pengelola even, juri, pelatih, pengurus dan anggota untuk bersiap-siap menuju perubahan saat ini juga, salah satunya adalah murni dengan sistem DCI sebagai International Standard System For Competition* menuju era global, menuju drum corps Indonesia yang bertaraf international, sistem ini sudah tidak diragukan lagi keberhasilannya.
Jadi tidak perlu menunggu sampai 10 tahun lagi kan?
Semoga peningkatan quality drum corps Indonesia bisa cepat terjadi dan semakin baik. Semoga.
Indonesia Memang Harus Memilih!
Salam Drum Corps,
Dody J Purnama
Permerhati Marching Band/Drum Corps Indonesia
DCI International Partnership
* (sebagai catatan : sistem penilaian Corps Style ini sudah diterapkan di WMC Netherlands-WAMSB tahun 2009 di corps style class, akan tetapi masih tidak terdapat penilaian color guard)
* Literature from DCI Judge Administaror-Mr.John Phillips, DCI Director-Mr.Dan Acheson And WAMSB Director-Mr.Tom Peacock
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=1066
Yang dimaksud Indonesia yang mana? Karena Indonesia sudah punya Induk Organisasi permarching band-an yang resmi di akui Pemerintah, yang mana Induk Organisasi ini mengakomodir banyak afiliasi dengan organisasi permarching band-an Dunia, ada DCI, WGI, WAMSB, bukannya Penyelenggara Event tinggal memilih mau pake system apa, DCI, WAMSB, atau WGI, jadi menurut saya tidak harus menggunakan salah 1 (satu) sistem, tapi bisa memilih, tinggal Unit Peserta yg memilih mau ikut event dgn sistem yg mana. Karena di Indonesia juga ada Military Band dan Drum Band yg juga butuh perhatian