Display bersama Carolina Crown
Oleh: Marko S Hermawan
Pernahkah anda membayangkan untuk bergabung bersama salah satu band DCI, bermain dan berdisplay bersamanya? Tentu saja mau, tapi bagaimana caranya? Jangan takut, berikut ini ada rekaman latihan dari Carolina Crown (CC) yang diambil dari Youtube dari seorang pemain baritone yang menempelkan video camera di dadanya. Jadi seakan-akan kita bisa ikut bersama melihat display dari sudut pandang pemain. Seru dan mengasyikan !!
Namun alangkah lebih baiknya, selain kita ‘berangan-angan’ jadi anggota CC, ada bagusnya kita menelaah cara bermain si pemain ini. Untuk ulasan ini, saya akan mencoba menganalisa cara dia bermain baritone sepanjang display ini, dari menit ke menit.
Video ini berisi lagu ketiga dan penutup (closer) CC tahun 2009, sengaja saya ambil yang ini karena tiupan baritone lebih terdengar jelas, terutama untuk nada panjang (long notes). Sebagai catatan CC menduduki peringkat 2 DCI dan peringkat 1 untuk brass caption tahun 2009. Saya akan membahas memakai menit yang berjalan (memakai windows media player atau quicktime player). Selamat menyimak !
Waktu | A n a l i s a |
0:00:15 | Meniup panjang, masuk dengan halus dan TEPAT. Saat meniup nada, tuning benar-benar dijaga, dengarkan suara baritone lain, seakan-akan satu suara |
0:00:36 | Saat meniup dengan crescendo, not tidak dipaksa (overblow), cenderung tidak efek crescendo-nya, namun karena dilakukan bersama-sama dan intensitas yang sama, maka efeknya besar.
Kemudian not panjang ditiup bergantian sehingga tidak ada yang bolong (pemain baritone yang depan |
0:00:53 | Sangat terlihat para pemain meniup secara bergantian agar not secara agregat tetap dipertahankan. Mereka tidak mencari ketukan pertama untuk mengambil nafas dan mulai meniup. |
0:01:38 | Seakan-akan ada crescendo tapi tidak dipaksakan (dalam rekaman final DCI, crescendo-nya terdengar sekali). Artinya jangan memaksakan diri untuk meniup keras namun mengorbankan not. |
0:01:51 | Saat decrescendo, pemain tidak mengurangi nafas sedikitpun, namun melanjutkan ke nada berikutnya, sehingga not panjang masih dipertahankan |
0:01:57 | Pemain dengan jelas merunut semua not dengan jelas, tanpa overblow, staccato yang tepat, namun tidak semua frase dihabiskan (sambil mengambil nafas, suara pemain lain tetap ada) |
0:02:02 | Saat meniup forte yang panjang, nafas bergantian, masuk not pelan, intensitas sama dan tidak memaksa. Berhenti di ketukan yang sama. (saat berhenti seperti tidak sama, itu karena suara brass yang keras menjadi gaung di arena tsb) |
0:02:31 | Double tonguing sangat tepat, semua nada dimainkan dengan baik dan tidak keras |
0:03:10 | Pada saat attach note, pemain tidak mencoba bermain not di ketukan pertama, namun membantu menguatkan suara setelahnya. |
0:03:20 | Saat display sedang berjalan, sangat sulit meniup nada panjang dengan konstan. Akibatnya pemain bergantian lagi meniupnya. |
0:03:33
0:03:43 0:03:50 |
Semua not keras tidak dipaksa, sesuai dengan kemampuan alat itu. Coba perhatikan ! Terutama attach note yang terakhir 0:03:50. Bandingkan dengan efek yang terjadi di tempat yang sama pada DVD DCI finals. |
0:04:05 | Ensemble masuk dengan halus, harmonisasi dan balance terjaga, tuning bagus. Itu semua karena mereka mendengar suara kanan dan kirinya |
0:04:26 | Lagi-lagi saat crescendo, not tidak overblow dan bergantian untuk menjaga intensitas nada |
0:04:38 | Nada tidak dipaksakan, efek tetap keras |
0:04:40 | Nada seperenambelas dimainkan jelas dan bersih, serta tidak dipaksakan |
0:04:51 | Nada panjang terakhir… saling membantu, dengan kekuatan sama. Saya paling suka di tempat ini, efek yang terjadi sangat keras dan dasyat!! |
Kesimpulan dari analisa diatas adalah:
- Setiap bermain nada pertama, sebisa mungkin sudah mereka-reka suara not di dalam hati, agar saat meniup tidak salah.
- Jangan pernah memaksakan not supaya ingin mendapat suara keras. Suara keras BUKAN berasal dari tenaga yang berlebih, tapi justru berasal dari tuning bagus dan nafas yang bergantian.
- Setiap attach note, juga jangan dihabiskan dalam 1 ketuk saja (saya suka menganalogikan ‘suara kodok’), tapi suara justru dibutuhkan di ketukan-ketukan selanjutnya.
- Setiap pergantian not, diusahakan agar tidak ada jeda agar not tidak dikorbankan
- Biasanya pada saat display, kita cenderung mengorbankan not sulit (1/16, double tonguing, dll). Sedapat mungkin jangan, dan sebaiknya dibagi-bagikan ke pemain lain.
- Double tonguing tidak membutuhkan tenaga yang besar, tapi cukup dengan volume sedang namun artikulasinya jelas.
- Biasakan latihan ‘wall of sound’ bersama rekan pemain lainnya agar saat mengambil nafas tidak bersamaan.
Semoga bisa memberi pencerahan kepada teman-teman sekalian. Satu pertanyaan kuis buat kalian: Berapa kali pemain ini melakukan kesalahan not? Apakah anda sebagai pemain brass pernah menyadari berapa kali kesalahan not saat display? Dan berapa kali pulakah teman anda melakukan kesalahan not? Semakin banyak kesalahan, semakin buruk juga ensemble yang ditimbulkan, bukan?
Selamat berlatih !!
Berikut website rekaman latihan CC (Courtesy of Youtube; many thanks to Jordan Webb and Mick) http://www.youtube.com/watch?v=eUFayZ4GNmE
Marbo
Penulis adalah staff pengajar Binus Business School & Jupiter Endorser Indonesia
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=5539
awesome!!
nice post mas 🙂