Dari Ajang Pelatihan Drum Band bagi Pelatih
Seakan Menjadi Tradisi, Hambar Sekolah tanpa Drum Band
Belakangan, cabang olahraga drum band memiliki daya tarik tersendiri bagi para orang tua dalam menentukan pilihan tempat sekolah, terutama untuk taman kanak-kanak (TK). Minimal orang tua berharap buah hatinya menjadi betah selama menempuh pendidikan. Resep menjadi pelatih pun dibagikan, agar drum band Lampung lebih padu dan profesional.
Laporan M. Syaiful Amri, BANDARLAMPUNG
HAL apa yang membuat kita berdecak kagum ketika menyaksikan anak-anak usia dini bermain drum band? Perpaduan irama dari masing-masing alat musik yang mereka tampilkan, tentu bukan. Mereka bermain masih dalam tataran asal pukul dan bunyi, disertai lenggak-lenggoknya tanpa beban yang mengundang gelak tawa. Hal inilah sesungguhnya yang membuat kagum.
Wajar apabila pihak pengelola sekolah berupaya semaksimal mungkin menyediakan peralatan drum band maupun marching band walau harganya cukup mahal. Bahkan, olahraga yang sarat muatan seni ini sudah menjadi salah satu kegiatan atau program penunjang pendidikan anak usia dini untuk mengembangkan kecerdasan anak. Sebaliknya bagi TK yang tidak memiliki satuan drum band, bisa dipastikan muridnya minim alias pas-pasan.
Sayang, maraknya drum band di satuan pendidikan ini tidak diimbangi ketersediaan pelatih. Hal itu diakui Ir. Hi. Mustafa, M.H., ketua umum Pengurus Provinsi Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Lampung.
Menurut Mustafa, hal ini bisa terjadi karena kebanyakan dari insan drum band hanya senang menjadi pemain. Setelah tidak menjadi pemain, rata-rata mereka enggan menjadi pelatih. Apalagi untuk melatih anak-anak TK dan SD.
Pengakuan jujur itu disampaikan saat membuka acara pelatihan bagi pelatih drum band yang diselenggarakan Forum Komunikasi Pelatih Drum Band Taman Kanak-Kanak Provinsi Lampung di TK Sari Teladan, Bandarlampung, kemarin (10/10).
Untuk itu, Mustafa bertekad membangkitkan kembali unit-unit drum band yang ada di Provinsi Lampung, dengan memperbanyak pelatih yang benar-benar memiliki kemampuan secara teknis maupun nonteknis. Komitmen ini tentu saja perlu dukungan seluruh insan drum band, khususnya yang ada di lingkungan lembaga sekolah.
’’Salah satu bentuk dukungan adalah dengan memberikan keterampilan kepada para calon pelatih, agar tidak hanya bisa merawat peralatan, namun juga mampu membuat inovasi dan kreasi dengan alat,” tutur wakil bupati Lampung Tengah ini.
Mustafa juga meminta para tutor dapat memberikan materi pengantar pembinaan satuan drum band, perawatan instrumen, teori musik, dan keterampilan dalam bermain serta kedisiplinan. Di samping juga materi kerohanian.
Untuk melatih anak-anak usia dini, menurut Mustafa, tidak cukup hanya menguasai dasar-dasar musik, tetapi juga harus memiliki kesabaran, tekun, tidak mudah putus asa, dan selalu kreatif. Syarat-syarat itulah yang harus dimiliki seseorang sebelum terjun menjadi pelatih drum band bagi anak-anak TK.
Selanjutnya, seorang pelatih harus mengajarkan kedisiplinan sesuai kemampuan anak TK tentunya. Termasuk kekompakan, komunikatif, dan intermeso. Untuk pemberian materi, usahakan menggunakan metode yang paling mudah diingat oleh anak.
’’Silakan menggunakan bahasa apa saja, yang penting nilai pukulannya harus sama dengan apa yang kita ajarkan. Kata kuncinya harus sabar, tidak mudah emosi dan putus asa,” pesan Mustafa.
Hal senada disampaikan Hj. Eva Dwiyana, ketua Forum Komunikasi Pelatih Drum Band TK Provinsi Lampung. Dalam sambutan tertulisnya, ia minta kesungguhan dan keikhlasan para guru TK khususnya dalam mendidik anak usia dini. Kepada anak-anak harus ditanamkan pendidikan agama sejak dini disertai perhatian dan kasih sayang.
’’Dengan demikian, mereka akan tumbuh sebagai insan yang berakhlak dan menjadi generasi muda yang berkualitas,” ujar istri Wali Kota Bandarlampung Herman H.N. itu.
Pelatihan bagi pelatih yang diikuti 75 peserta dari TK se-Provinsi Lampung ini akan dilaksanakan selama dua hari dengan tutor yang didatangkan dari Solo, Jawa Tengah. (c1//adi)
http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/metropolis/42325-dari-ajang-pelatihan-drum-band-bagi-pelatih
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=5728
klo kayak gt.. seumur idup gw gak bakalan bisa jadi pelatih DB taman kanak2.. hehehe.. takut khilaf malah ngelempar stick
Nama tutornya ko gak ada?
saya juga pengen kalo ada kabar ivent seperti ini boleh dong diinfokan
alat perkusi built up punya g’ bro?
Haduh. Jadi pelatih di kalangan siswa SMA aja butuh kesabaran ekstra, apalagi anak TK kwkwkw