Cerita dari GPMB XXIII 2007
 |
Luar biasa. Mungkin itulah kata-kata yang paling tepat untuk menggambarkan suasana pada kejuaraan Grand Prix Marching Band XXIII tahun 2007 pada kali ini.
Antusiasme penonton sudah tampak pada saat babak penyisihan di tanggal 29 Desember, hal ini terlihat dari padatnya penonton yang memenuhi tribun VIP – hingga ke tangga, semenjak acara dibuka hingga acara selesai pada pukul 11 malam.
Babak penyisihan berlangsung sangat seru. Ada sesuatu yang berbeda pada GPMB kali ini, hal ini terlihat dengan meratanya kemampuan di hampir semua unit yang tampil pada hari itu. Unit-unit yang cukup lama absen dari GPMB seperti MBWG ataupun Atmajaya Yogyakarta tampil tidak mengecewakan dan hal ini dibuktikan dengan melajunya kedua unit tersebut ke babak final. Hasil dari babak penyisihan itupun ditutup dengan satu kejutan lagi, yaitu dengan masuknya MB Udayana di urutan ketiga, menggeser MBUI ke urutan ke-empat, sementara MB Semen Gresik dan MB Semen Padang ada dalam posisi pertama dan kedua. Dari 6 unit peserta yang ikut di divisi sekolah, 4 diantaranya melaju ke babak final. Posisi 3 besar pada hari itu ditempati oleh BCK Duri di tempat pertama, menyusul Korps Putri
Tarakanita dan SPDC.
Memasuki babak final, antusiasme penonton makin ’menggila’. Pukul 9 pagi, pintu tribun utama VIP terpaksa ditutup karena sudah tidak mampu untuk menampung banyaknya penonton. Semua penonton yang kurang beruntung terpaksa
dialihkan ke pintu tribun VIP di samping kiri dan kanan. Dalam 30 menit saja, sisi kiri dan kanan tribun telah dipenuhi pula oleh penonton. Penampilan pada hari itu dibuka oleh peserta dari divisi sekolah, yaitu Listya Dwijaswara disusul
SPDC, Korps Putri Tarakanita dan BCK Duri, selanjutnya dari divisi umum dibuka oleh MB Atmajaya. Secara keseluruhan seluruh unit pada hari itu terlihat tampil lebih maksimal dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Beberapa kejutan juga masih mewarnai babak final pada hari itu. Penampilan MB GCT Balikpapan syang tampil pada hari itu kembali harus diwarnai kecelakaan kecil yang disebabkan properti yang (seharusnya) menjadi penutup manis dari show mereka. Namun begitu, secara keseluruhan penampilan seluruh unit baik dari divisi sekolah maupun divisi umum berlangsung cukup lancar. Tidak ada yang berubah dengan urutan peringkat pada hari itu. Dari divisi sekolah, BCK berhasil mempertahankan posisi pertama disusul KPT dan SPDC. Sementara dari divisi umum MB Semen Gresik
berhasil mempertahankan gelar juara umum, disusul oleh MB Semen Padang dan MB Udayana.
 |
Kemenangan MB Udayana pada GPMB kali ini tampaknya menjadi hadiah akhir tahun yang manis bagi mereka. Kiprah mereka untuk ’menyebrang’ ke divisi umum ternyata membuahkan hasil yang tidak mengecewakan. Dengan paket penampilan yang terbilang sederhana, ternyata mereka mampu untuk merebut posisi ke-tiga dari MBUI. Beberapa unit yang pada tahun lalu berjaya dan dijagokan seperti MBUI dan MBUGM, tampaknya kali ini harus rela bergeser ke posisi yang lebih rendah. Memang harus diakui bahwa GPMB kali ini merupakan suatu titik terang untuk peningkatan standard bagi marching band di Indonesia.
Secara umum, GPMB di tahun 2007 ini menjadi tontonan penutup akhir tahun yang menarik. Kehadiran juri tamu yang didatangkan oleh Wijaya Musik (Sven Parris) dan Citra Intirama (James Ancona) juga membuktikan bahwa kualitas GPMB semakin membaik. Semoga saja hal ini dapat terus ditingkatkan untuk tahun-tahun berikutnya.
Pro dan kontra terhadap hasil penilaian juri pastilah akan selalu ada. Protes dan kritik ketidakpuasan tidak akan pernah surut mengiringi selesainya event akbar Marching Band Indonesia. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, sudah selayaknya kita menjadi lebih bijaksana untuk menyikapi hal ini dengan berkaca pada diri sendiri, melihat kemampuan unit kita.(Reza,Riri,Yoso)
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=775
Posted by 
