Marching Band The Flexi Corps PT Telkom
MARCHING BAND kini sudah tak asing lagi. Penampilannya banyak ditunggu dan selalu menyita perhatian. Alunan musik yang menghentak-hentak, kostum yang glamour serta gerakan-gerakan lincah para pemainnya menjadi nilai plus atraksi ini. Kebanggaan pun serta merta muncul dalam benak masing-masing pemain tatkala lebih 1.000 mata memandang dan bertepuk tangan penuh takjub.
TELKOM Dirve VI Kalimantan pun demikian. Marching Band “The Flexi Corps” yang dicetus Bajoe Narbito (mantan Kadivre Kalimantan) dan resmi berdiri pada 27 September 1996, tak lagi sekadar wadah seni generasi muda Kota Balikpapan, tetapi sudah menjadi kebanggaan di tingkat nasional.
Beberapa kejuaraan Marching Band tingkat nasional yang telah menjadi agenda rutin. Sebut saja Grand Prix Marching Band (GPMB) di Jakarta, Hamengku Buwono Cup (HB CUP) di Jogja, Jogja Marching Kids (JOMIKS) di Jogja, Bandung Open Marching Band ( BOMB) di Bandung serta Langgam Indonesia di Bali.
Beberapa prestasi pun sempat diraih, seperti Juara II sekaligus merebut Piala bergilir Menpora, Grand Prix Marching Band (GPMB) ke XV tahun 1997 di Jakarta, Juara III Tingkat Nasional Grand Prix Marching Band (GPMB) tahun 2000, tahun 2001 dan tahun 2005 di Jakarta. Bahkan sempat menjadi tamu kehormatan pada ajang Gelar Senja di Istana Merdeka pada 17 Agustus 1998 lalu dan ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) ke 17 di Kaltim baru baru ini.
Misi The Flexi Corps pun diakui para pembinanya, seperti Achmad Sugiarto (Deputy EGM Telkom Divre VI Kalimantan) dan Ahmad Muttaqin (Manager Komunikasi) tak sekadar tretet-cas-bum. Tetapi melalui sistem pembinaan yang luar biasa, marching band satu-satunya yang berada di bawah naungan PT Telkom, diharapkan dapat menghasilkan jiwa muda yang berdisiplin tinggi, bermental baja, sehat fisik, memiliki jiwa seni dan jauh dari narkoba.
“Awalnya Telkom ingin memberikan wadah yang positif bagi generasi muda di Kota Balikpapan. Tercetuslah ide mendirikan marching band. Dengan modal Rp 200 juta, Telkom membeli seluruh keperluan. Mulai alat musik, seragam hingga membayar dua pelatih, Renee Conway dan Andy Dougherty,” ujar Muttaqin.
Selanjutnya, ambisi pun meluap dengan tak sekadar tampil di dalam kota. Tetapi bagaimana menciptakan prestasi di tingkat nasional untuk mengharumkan nama Kota Balikpapan. Alhasil, jadilah The Flexi Corps yang seperti sekarang, yang tetap mencita-citakan untuk menjadi Juara Nasional di ajang Grand Prix Marching Band.
MARCHING band memiliki fenomena menarik di dunia pendidikan tinggi dan olahraga. Sejak tahun 1996, UGM memberikan kesempatan khusus kepada remaja yang memiliki prestasi di bidang olahraga melalui jalur PBAD. Satu di antaranya pemain marching band. Selain menjadi salah satu cabang olahraga yang resmi dipertandingkan.
Tak salah jika marching band menjadi kegiatan paling diminati pelajar di Balikpapan.
LATIHAN marching band berbeda dengan kegiatan olah raga atau seni lainnya. Aktivitas ini memadukan antara talenta, seni, gerak dan kedisiplinan. Kuantitas berlatih pun terbilang sangat teratur. Tak hanya giat saat akan mengikuti pertandingan atau permintaan tampil, tetapi penuh rutinitas padat saat akan tampil.
Karena itu, perekrutan anggota The Flexi Corps pun tidak sembarangan. Minimal merupakan pelajar berprestasi di bidang akademik di sekolahnya.
Hal ini dibuktikan dengan raport, kartu pelajar dan surat pernyataan dari orangtua.
Calon anggota juga harus melalui beberapa tes dari panitia perekrut juga kelima pelatih The Flexi Corps, Adi Arman, Reines, Heriyanto, Jumiati dan Reny Sartina.
“Kami latihan seminggu empat kali. Setiap Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu, selama tiga jam, mulai pukul 19.00 hingga 22.00 malam. Waktu ini dipilih agar tidak mengganggu jadwal belajar maupun bimbingan belajar yang umumnya diikuti anggota The Flexi Corps. Kami tidak mau rutinitas ini mempengaruhi prestasi mereka,” kata Hariyanto, salah seorang pelatih.
Jika sedang menghadapi event besar, seperti PON baru-baru ini, kuantitas latihan pun diperbanyak. Bisa setiap hari, dari pagi hingga malam hari. Konsekuensinya, harus pandai-pandai membagi waktu antara belajar dan latihan.
Saat ini, The Flexi Corps memiliki 120 personel dengan 115 personil inti dan lima personel cadangan. Tiap tahun, pengurus selalu melakukan perekrutan anggota baru untuk regenerasi. Hingga saat ini, sudah ada sekitar 1.000 alumnus yang merupakan trendsetter dan pasar potensial Telkom.
“Flexi Corps bukan wadahnya anak karyawan Telkom. Saat ini malah tidak ada satupun anak karyawan yang bergabung. Kami merekrut melalui selebaran ke sekolah-sekolah di Balikpapan, baik tingkat SLTP maupun SLTA. Prestasi yang kami raih pun merupakan prestasi seluruh pelajar di Balikpapan bukan Telkom semata,” kata Hariyanto.
Telkom pun tak sekadar meminta prestasi dari pemain The Flexi Corps, ada imbalan atas prestasi yang berhasil diraih. “Kami memberi uang saku pada masing-masing pemain yang dibayarkan setiap bulan. Mereka juga diikutkan dalam event nasional dan bisa mendapat bonus bila berhasil mendapatkan gelar juara,” timpal Muttaqin, salah satu pembina The Flexi Corps.(sarita)
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=966