|

Wawancara : Head Coach Putri Santa Ursula MB


Nama : Andreas Manalu
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pelatih Band : PSUMB

Wawancara dengan Head Coach Putri Santa Ursula MB Jakarta

Redaksi :
Latar belakang apa yang membuat Anda terjun di dunia marching band dan khususnya
di kepelatihan ?


Andreas Manalu :
Awalnya saya bermain trumpet hanya untuk gereja, sampai ada seorang teman yang
mengajak bergabung dengan marching band SMA saya, Gita Teladan, Sejak itulah
saya mengenal dan menyukai mb. Selama menjadi pemain, saya banyak belajar mengenai
dunia mb. Saya sangat kagum dengan disiplin band nomor satu di Indonesia saat
itu, Korps Putri Tarakanita. Saya sangat kagum dengan skil permainan musik MB
Buldozer.

Karena itu, saya dan teman-teman ingin sekali berkarya dan memajukan band SMA
saya hingga akhirnya bisa berprestasi di GPMB. Saya mulai belajar aransemen
sejak lulus SMA, sambil belajar mengenal seluk beluk dunia mb, dan kemudian
saya dapat kesempatan melatih di beberapa band. Hingga saat ini saya masih terus
belajar.

Redaksi :
Bagaimana perasaan dan kesan Anda sebagai pelatih berhasil membawa PSUMB juara
Divisi Sekolah GPMB 2008 ?

Andreas Manalu :
Tentu saja senang dan bangga. Tetapi sejak awal, pihak sekolah dan pelatih tidak
pernah menargetkan PSUMB untuk menjadi juara. Kami hanya berusaha memberikan
yang terbaik
.

Redaksi :
Berapa lama Anda mempersipakan band, dari penyusunan materi sampai finishing ?

Andreas Manalu :
Dengan jam latihan yang relatif terbatas, prosesnya bisa dibilang cukup lama,
mungkin sekitar 7-8 bulan.


Redaksi :
Hal tersulit apa yang menjadi kendala dalam mempersiapkan PSUMB ke GPMB 2008 ?


Andreas Manalu :
Karena PSUMB itu band sekolah, masalah yang paling utama adalah jadwal latihan
yang mau tidak mau harus menyesuaikan dengan jadwal, materi pelajaran sekolah
yang berat, dan kegiatan sekolah yang sangat ketat.

Kurangnya jam latihan itu menjadi kendala besar dalam meningkatkan skil pemain
dan penguasaan materi.

Redaksi :
Apakah ada perbedaan penampilan yang Anda siapkan baik di babak penyisihan dan
final kemarin ?


Andreas Manalu :
Secara teknis, bisa dibilang sama saja, hanya perbedaan di sisi persiapan mental.
Di babak penyisihan PSUMB bermain di undian pertama, ini menjadi beban besar,
terutama karena sebagian dari mereka masih sangat muda. Kurang lebih 50% pemain
adalah pelajar SMP dan banyak yang belum pernah tampil di GPMB. Di babak final,
kesiapan mental dan konsentrasi pemain harus tetap dijaga agar tidak menurun
penampilannya.

Redaksi :
Strategi terbesar apa yang Anda pakai, mengingat saingan PSUMB di divisi sekolah
juga ketat ?

Andreas Manalu :
Tidak ada strategi yang khusus, kami hanya berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan
dan memoles sisi teknis penampilan.

Redaksi :
Bagaimana saran Anda sebagai pelatih dalam penjurian dan sistem penilaian GPMB
kedepan ?

Andreas Manalu :
Saya menyarankan agar panitia GPMB lebih banyak mensosialisasikan sistem penjurian
GPMB kepada seluruh peserta. Akan sangat baik bila dari jauh hari, diadakan
semacam diskusi, di mana para juri, pelatih, dan perwakilan MB dapat saling
berbagi pengalaman, dan bertukar pendapat, sehingga sistem penilaian GPMB terus
berkembang.

Pelatihan untuk juri juga sangat diperlukan agar mencapai
suatu standar yang baik. Bila ada juri asing, jangan hanya dilibatkan sebagai
juri saja, tetapi juga diminta untuk memberikan wawasan bagi juri lokal. Sumber
daya juri juga harus dikembangkan, misalnya dengan lebih banyak merekrut juri
yang memiliki latar belakang musik, desain, tari dll. Dengan pelatihan yang
baik, saya yakin mereka akan dapat membantu perkembangan penjurian di Indonesia.

Juri sebaiknya ada dua jenis, yaitu yang menilai lebih
pada sisi teknis (misalnya kemampuan teknik pada hornline, percussion line,
color guard, dan drill) dan yang menilai sisi seni (art)-nya (misalnya perpaduan
musik secara keseluruhan dan visual secara keseluruhan). Contohnya, suatu band
yang percussion line-nya sangat bagus skillnya, tetapi kontribusi perkusi terhadap
keseluruhan musik menjadi terlalu dominan, volumenya terlalu kuat, dan tidak
seimbang dengan hornline-nya; menurut hemat saya, sewajarnya nilai perkusi band
tersebut tidak terlalu tinggi.

Sepanjang pengetahuan saya, seorang juri GPMB harus menilai
kedua sisi ini. Ini bukan hal yang mudah, dan sangat mungkin salah satu sisi
akan terpinggirkan. Tentu saja pendapat saya ini perlu didiskusikan lagi secara
mendalam antar sesama insan MB di Indonesia.

Redaksi :
Kalau boleh Anda menjawab, bagaimana penilaian Anda terhadap band lain yang
menjadi juara 2 dan juara 3 di Divisi Sekolah ?

Andreas Manalu :
Perkembangan marching band di seluruh Indonesia sekarang sudah semakin merata.
Kebetulan pada tahun ini PSUMB yang lebih beruntung. BCK Rumbai dan Daar El
Qolam adalah band besar dengan sumber daya yang bagus sekali. Penampilan mereka
pada GPMB 2008 bisa dibilang sangat kompetitif. Saya yakin pada tahun-tahun
mendatang persaingan di GPMB
akan semakin ketat.

Redaksi :
Kepada siapa Anda persembahan prestasi terbaik ini ?

Andreas Manalu :
Prestasi ini adalah hasil semua pihak yang terlibat dalam persiapan PSUMB: Yayasan,
Kepala Sekolah, para guru, orang tua, alumni, crew, dan tentu saja adik-adik
saya, seluruh pemain, yang telah bekerja keras untuk memberikan yang terbaik
bagi PSUMB.

Redaksi :
Terima kasih Bang Manalu, sukses selalu !!

Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=1067

Posted by on Jan 11 2009. Filed under Dalam Negeri, Events, GPMB GPJB, News. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Leave a Reply


Recently Commented