Pertandingan Pancaragam Sekolah Menengah Peringkat Kebangsaan
Tanggal 27 Juli 2004 di Alor Star, Negara bagian Kedah, di Malaysia, diselenggarakan semacam Kejurnas Marching Band tingkat sekolah menengah (setingkat SMP-SMA). Lomba ini diikuti oleh wakil dari masing-masing Negara bagian dari seantero Malaysia. Masing-masing band ini merupakan band pilihan (dan atau juara) yang mewakili Negara bagian Tercatat ada 12 band yang berlaga :
Johor : Sekolah Tun Fatimah, Johor Baharu
Kedah : Sekolah Menengah Kebangsaan Keat Hwa, Alor Star
Melaka : Sekolah Menengah Sains Muzaffar Syah, Air Keroh
Pahang : Sekolah Menengah Kebangsaan (Perempuan) Methodist
Perlis : Sekolah Menengah Kebangsaan Perlis, Kangar
Pulau Pinang : Sekolah Kebangsaan Jit Sin, Bukit Mertajam
Sarawak : Sekolah Menengah Kebangsaan St.Joseph, Kuching
Selangor : Sekolah Menengah Kebangsaan Kepong
Terengganu : Sekolah Menengah Kebangsaan Chung Hwa Wei Sin
WP Kuala Lumpur : Sekolah Menengah Kebangsaan Victoria
Perak : Sekolah Kebangsaan Nan Hwa, Manjong
Sabah : Sekolah Menengah Kebangsaan Loke Yuk, Kota Kinibalu
Setiap tahun, peminat marching band (di Malaysia terkenal dengan istilah PancaRagam)semakin meningkat, tempat penyelenggara yang selalu berpindah-pindah ini semakin membangkitkan animo dari setiap negara bagian. Malaysia melalui departemen pendidikan sungguh serius ingin meningkatkan kegiatan ini , setiap negara bagian berusaha untuk dapat menyelenggarakan lomba untuk memilih wakilnya di tingkat nasional. Tahun 2004 ini, terpilihlah kota Alor Star di Negara bagian Kedah (bertetangga langsung dengan Thailand) menjadi tuan rumah penyelenggara. Kota ini sungguh unik, di pusat kota terlihat sebagian kantor/toko menggunakan huruf Melayu,Cina, English dan Thailand.
3 Hari menjelang hari H, peserta lomba sudah mulai berdatangan, mereka di tampung di asrama Sekolah Matrikulasi (Pre Universitas). Tempat-nya agak jauh dari pusat kota, namun cukup luas dan lengkap, Ruang belajar dan asrama yang jadi satu ini sungguh membuat iri, kelengkapan sarana pendidikan dan fasilitas penunjang-nya tersedia lengkap. Sekolah Matrikulasi ini disediakan bagi pelajar yang ingin melanjutkan ke universitas namun merasa standar-nya belum cukup, sehingga ketika pelajar dari pelbagai pelosok Malaysia masuk ke suatu universitas, akan mempunyai standar yang sama melalui program matrikulasi 1 atau 2 tahun ini. Hebatnya semua fasilitas ini, termasuk asrama dan makan disediakan GRATIS oleh pemerintah !
Seperti GPMB di Jakarta, mereka juga mengenal Uji Arena, diselenggarakan 1 hari sebelum hari H. Lombanya diselenggarakan dalam arena tertutup (indoor)berpendingin. Dari sejak Uji Arena suasana persaingan sudah begitu kental terasa. Apalagi mereka juga memboyong supporter dari sekolah masing-masing(mengingatkan seperti PSUMB atau Tarakanita)yang heboh itu.
Perkembangan dunia marching band di Malaysia mengingatkan seperti di Indonesia tahun 80-an, masih dalam suasana peralihan, dari tradisional style menuju ke drum corps style. Tahun 2004 ini Malaysia memepergunakan WAMSB system. Beberapa unit band terlihat masih kental nuansa tradisionil military band, yang lain mencoba beralih ke drum corps style, dan yang sudah mendekati drum corps style adalah Victoria Kuala Lumpur. (tidaklah mengherankan karena Andy Dougherty, Rene Conway, Hasan dan Sehat pernah menoreh sejarah melatih di Victoria Band ini).
Lomba nya dimulai sejak pukul 9 pagi hinggal pukul 3 sore. Setiap band terlihat begitu berjuang mati-matian untuk menampilkan show terbaiknya. Dukungan supporter yang gegap gempita menjadikan suasana semakin hot. Lomba pagi hari ini akan memilih Big-3, yang mana akan ditampil ulangkan pada malam harinya di depan Sultan Negeri Kedah Darul Aman. Setelah melalui persaingan yang sungguh ketat, akhirnya 3 Band yang terpilih untuk tampil sekali lagi di malam hari adalah :
– Sekolah Menengah Kebangsaan Nan Hwa, Manjong
– Sekolah Menengah Kebangsaan Victoria, Kuala Lumpur
– Sekolah Menengah Kebangsaan Keat Hwa, Alor Star
Ada sedikit hal unik dalam peraturan lomba di Malaysia tahun ini, yaitu DILARANG mempergunakan colour guard, disamping pit instrument tidak boleh statis di depan arena lomba(mengingatkan peraturan PDBI di tahun 80-an). Dengan dilarangnya colour guard dalam lomba display, terasa sekali jadi membosankan, hal ini patut disayangkan juga karena sebetulnya mereka mengadopsi WAMSB system yang sebetulnya juga memperhitungkan factor show-nya.
Ketika Big-3 tampil sekali lagi di malam hari, kebosanan itu semakin terasa, hanya Victoria yang begitu cerdik menyelipkan show yang cukup memikat, dengan menambah kompang (sejenis rebana kecil) di sela show mereka. Victoria Band merupakan all boys band, mereka punya sejarah yang hampir 100 tahun. Sekolah-nya sendiri terletak di pusat kota Kuala Lumpur dan sangat bergengsi (tercatat putra Sultan Brunei pun belajar di sini). Victoria Band ini sangat kuat sekali di Marching & Maneuvering (mengingatkan Tarakanita) namun punya power yang kuat di brass(mengingatkan The Crescendo) dan percussion yang solid(mengingatkan PKT).
Namun, sayang sekali keberuntungan belum berpihak bagi Victoria Band tahun ini, terlihat bahwa juri lebih mementingkan hanya unsur musiknya saja , sehingga akhirnya Victoria Band harus rela berada di urutan ke 3. Urutan 1 diraih oleh Sekolah Menengah Kebangsaan Keat Hwa Alor Star dan peringkat ke 2 disamber oleh Sekolah Menengah Kebangsaan Nan Hwa Manjong. Sesungguhnya, Victoria Band ini sudah punya pengalaman melanglang buana yang cukup, dari Eropah-Asia-Australia sudah dijelajahi dan membuahkan hasil yang membanggakan. Bahkan seandainya mereka berhasil menjuarai lomba tingkat nasional 2004, mereka berencana untuk berlaga juga di GPMB 2004 ini, namun sejarah berbicara lain. Namun, dengan segala kebesaran hati, mereka menerima kemenangan yang tertunda ini.
Meski beberapa band masih dalam suasana peralihan, namun, dalam beberapa tahun ke depan, sepertinya Malaysia tidak akan ketinggalan dengan Indonesia, karena banyak sekolah menengah di sana sudah memiliki Concert Band, sehingga punya basic music yang baik. Dukungan pemerintah dan depertemen pendidikan, sungguh membuat kegiatan marching band punya prospek yang cerah di kemudian hari. Sebagai contoh saja, bahwa semua peserta lomba dibiayai oleh pemerintah. Mulai dari transportasi, penginapan, makan bahkan uang saku sudah disediakan secara CUMA-CUMA oleh pemerintah.
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=147