|

PDBI Berjuang untuk Masuk PON Palembang

Jakarta, Kompas – Walau tidak sanggup menyelenggarakan kejuaraan tingkat nasional tiap tahun, Pengurus Besar Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) berjuang untuk bisa masuk PON XVI Palembang 2004. “Salah satu usaha, melakukan pendekatan kepada Panitia Besar PON XVI,” kata Sekretaris PB PDBI M Luthfi.

Seusai pengukuhan Pengurus Besar Persatuan Ski Air Seluruh Indonesia (PSASI), Rabu, di kantor KONI Senayan, Luthfi mengatakan, Desember lalu PDBI telah menyosialisasikan olahraga drum band di hadapan Panitia Besar PON XVI di Palembang. “Saat itu kita menyelenggarakan kejurnas agar PB PON XVI tahu bagaimana drum band,” katanya.

Namun, usaha tersebut belum cukup untuk meyakinkan Panitia Besar PON XVI bahwa drum band perlu disertakan dalam PON XVI. “Kami terus berusaha dengan mengadakan kontak dengan PB PON XVI. Kita berharap PB PON XVI menerima drum band sebagai salah satu cabang yang dipertandingkan,” kata Luthfi.

Menurut Luthfi, yang menjadi ganjalan bukan pada yang punya event KONI Pusat, melainkan pada Panitia Besar PON XVI. “KONI dapat menerima keikutsertaan drum band. Akan tetapi, keputusan akhir diserahkannya kepada tuan rumah PON XVI/Pemprov Sumatera Selatan yang otomatis adalah Panitia Besar PON,” katanya.

“Itu sebabnya kita lebih banyak berurusan dengan PB PON XVI, sementara ke KONI hanya mengirim laporan. Seandainya PB PON XVI dapat memasukkan drum band, kita telah siap. Kita lakukan kualifikasi yang akan dilaksanakan di empat rayon guna mengisi jatah atlet yang ditetapkan PB PON,” kata Luthfi.

Menyinggung soal pembinaan, Luthfi mengakui bahwa PB PDBI tidak sanggup menyelenggarakan kejurnas drum band tiap tahun seperti di banyak cabang olahraga. “Sebab, drum band memakai banyak tenaga baik atlet maupun tenaga pendukung. Kita tidak punya dana untuk itu,” katanya.

Akibat langkanya kejurnas, tercermin dari sedikitnya pengurus daerah PDBI yang mengirim timnya ke kejurnas drum band untuk menyosialisasikan cabang ini di hadapan PB PON Desember lalu. Ketika itu, walau hadir 14 unit drum band, namun hanya berasal dari lima pengda PDBI. Sekitar 18 pengda tidak mengirim wakilnya.

Efek lain dari tidak diselenggarakannya kejurnas antardaerah tiap tahun, kegiatan drum band yang cukup marak di tengah masyarakat tidak terkoordinasi dengan baik. Mereka merasa kurang memiliki arena untuk bertanding, dan tidak heran untuk menguji kemampuan, mereka mengikuti pertandingan yang diadakan perkumpulan.

Misalnya, perkumpulan drum band yang ada di Jakarta seperti Gema Swara Assyafiiyah (GSA), Garuda Marching Band, dan XC”Corps harus mengikuti pertandingan ke Yogyakarta dan Bandung. Contohnya, saat ini beberapa tim Ibu Kota sedang bersiap untuk mengikuti Hamengkubuwono Cup, 8-13 Juli, di Yogyakarta.

Padahal , kalau PB PDBI melaksanakan kejurnas secara teratur, tiap pengda PDBI yang tersebar di 23 provinsi akan memutar kompetisi di daerahnya. Dengan demikian, tiap perkumpulan drum band yang ada di daerah tersebut tidak perlu pergi jauh bertanding yang menghabiskan dana sangat banyak.

PB PDBI periode 1999-2003 dipimpin Inspektur Jenderal Timbul Silaen. Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PDBI, Musyawarah Nasional (Munas) PDBI sudah harus diselenggarakan Oktober depan. Menurut Luthfi, PB PDBI sekarang sedang mempersiapkan munas dan berharap bisa terselenggara pada bulan tersebut.

Luthfi mengakui, kegiatan drum band sekarang tidak semarak di akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an. Namun, ia menolak kalau kejurnas harus dilakukan tiap tahun. “Cabang lain juga tidak melaksanakannya. Di PDBI, kejuaraan bukan hanya kejurnas, tetapi juga kejuaraan antarsekolah, antarklub,” katanya sambil menunjuk kejuaraan yang diadakan perkumpulan. (MUS)

Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=82

Posted by on Jul 19 2003. Filed under Dalam Negeri, Events, News, PDBI. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Leave a Reply


Recently Commented