Mbah Fajar “Usia Lanjut, Gigih Melatih Drumband”
Usia boleh lanjut. Tapi pengabdian di dunia pendidikan, tak kenal pensiun. Begitulah Ibnu Fajar (65), pelatih drumband yang meski sudah cukup lanjut usianya, sangat cekatan, ulet, dan kreatif dalam membina anak-anak sekolah.
Mbah Fajar, begitu ia biasa dipanggil. Sejak pensiun dari PNS di lingkungan Departemen Agama tahun 2002, ia diminta melatih drumband di sejumlah sekolah. Yaitu di TK Bayangkari Ampeldento, SMP Bayangkari Ampeldento dan SMP Muhammadiyah I Oro-Oro Dowo Malang.
Anak-anak mengenalnya sebagai pelatih yang disiplin. Lewat tangan dinginnya, anak-anak yang kurang punya bakat pun bisa diolah menjadi pemain drumband yang mumpuni. Berkat ketekunannya, anak-anak sangat suka padanya dan bersemangat dalam berlatih drumband.
‘’Kemampuan bermain dan melatih drumband ini saya peroleh secara otodidak. Hanya mengandalkan perasaan. Saya sering mendapat inspirasi saat mendengarkan lagu-lagu,’’ ujarnya kepada KORAN PENDIDIKAN, di sela-sela melatih regu drumband SMP Bayangkari Ampeldento, pekan lalu.
Mbah Fajar memang tak pernah mencicipi kursus atau sekolah khusus drumband. Kemampuannya itu tumbuh lantaran kesenangannya pada musik, terutama lagu-lagu mars dan perjuangan. Meski demikian, Mbah Fajar bisa melatih all round, dari lagu mars, pop, daerah, hingga lagu dangdut dan campursari.
‘’Saya menyesuaikan dengan tingkat pendidikan anak-anak. Jika di TK cukup dengan lagu mars, tingkat SMP sudah lebih sulit dan variatif lagi,’’ urainya.
Menurutnya, untuk dapat memainkan alat-alat musik drumband dengan baik, dibutuhkan latihan minimal dua tahun, dengan 2-3 kali dalam seminggu. ‘’Memang drumband itu butuh ketelatenan, kedisiplinan tinggi, dan kekompakan, karena ini permainan grup,’’ katanya.
Selain mengabdi lewat kepelatihan drumband, hingga sekarang Mbah Fajar juga masih setia mengabdikan dirinya sebagai guru agama di beberapa SMP swasta di Singosari. sup-KP
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=1137