Insentif “Drum Band” Dihentikan
BANDUNG, (PR).-
Insentif “Drum Band” Dihentikan Ada Perbedaan Data Hasil Babak Kualifikasi PON 2008
KONI Jabar menghentikan sementara insentif pelatda drum band, karena adanya perbedaan data hasil babak kualifikasi antara laporan penanggung jawab dengan data di Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Jabar.
Kabid Binpres KONI Jabar Toto Subroto, di Gedung KONI Jabar, Senin (24/3), menjelaskan, pihaknya memanggil Pengurus Provinsi Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) untuk mengklarifikasi hasil temuan yang ada di pihaknya. Dari data yang ada pada KONI, drum band Jabar tidak mungkin meraih medali pada kualifikasi lalu karena berada di luar peringkat “Tiga Besar”. Namun, penanggung jawab pelatda drum band telah memberikan laporan meraih 4 perak dan 1 perunggu pada kualifikasi lalu.
“Kami ingin mendapatkan penjelasan mengenai hal ini dengan memanggil mereka hari ini (Senin). Sampai dengan pertemuan tadi, mereka belum bisa menjelaskan secara detail, dengan alasan tidak lengkap membawa data,” ungkap Toto.
Toto menuturkan, Pengurus PDBI Jabar mengungkapkan, sistem penilaian babak kualifikasi lalu berbeda dengan penilaian di PON. Ia mencontohkan, pada kualifikasi, setiap tim yang mendapatkan nilai di atas 800 otomatis mendapatkan emas. Hal itu memungkinkan lebih dari satu daerah merebut emas. Sementara itu, Jabar meraih perak yang mungkin direbut lebih dari satu daerah.
“Sistem di KONI Jabar tidak seperti itu. Kami menginginkan pemetaan yang pasti mengenai potensi pada PON mendatang. Kami ingin tahu sebenarnya di mana posisi Jabar. Untuk itu, kami meminta hasil laporan dari PB PDBI seara detail untuk mengklarifikasi persoalan ini secepatnya,” kata Toto.
Toto menambahkan, sambil menunggu hasil laporan detail dari PB PDBI, untuk sementara pemberian insentif Maret bagi seluruh tim pelatda drum band dihentikan. Hal tersebut sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan satgas, karena KONI tidak mau berspekulasi sebelum adanya kepastian.
“Pokoknya kami menunggu secepatnya data-data tersebut. Sebelum adanya kejelasan, kami tidak mungkin menurunkan insentif. Kami hanya berwenang mengklarifikasi dan melaporkan kepada pimpinan KONI. Keputusan akhirnya tetap ada di Komandan Satgas,” ujar Toto
Heran dan terkejut
Sementara itu, Penanggung Jawab yang juga Ketua Harian PDBI Jabar Joko Sucahyono, di Gedung KONI Jabar, Senin (24/3), mengaku heran dan terkejut. Ia mengaku, tidak tahu apa inti persoalan sebenarnya sehingga pihaknya harus mengklarifikasi data hasil kualifikasi. Padahal, pihaknya sudah memberikan laporan kepada KONI Jabar.
“Saya tidak tahu dari mana KONI mendapatkan data-data tersebut. Saya bertanya harus mengklarifikasi apa, karena sudah melaporkan hasil kualifikasi lalu. Saya persilakan untuk menanyakannya ke Binpres,” ungkap Joko.
Ia menduga ada pihak-pihak yang ingin sengaja menjatuhkan kredibilitas pengurus Pengprov PDBI Jabar saat ini. Menurut dia, memang ada pihak-pihak yang merasa tidak senang dengan kepengurusan PBDI Jabar saat ini. “Kami akan mencari siapa yang menyebarkan data-data yang tidak jelas seperti itu. Saya tidak tahu apa maksud semua ini,” ujarnya.
Joko mengaku, sebagai konsekuensi dari penghentian insentif, pihaknya berencana akan menghentikan sementara sentralisasi yang tengah berlangsung saat ini. Pihaknya saat ini sudah kehabisan dana untuk membiayai sentralisasi.
“Sekarang terserah KONI. Jika nantinya tidak mengirimkan drum band ke PON, kami siap saja. Sejauh ini kami telah berusaha berbuat yang terbaik,” ungkap Joko. (A-126)***
Harian Pikiran Rakyat |
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=861