Dimeriahkan Penampilan Marching Band yang Kolaborasi Paduan Suara Lahirkan Orkestra
Melihat Persiapan Akper BK Menjelang Kapping Day Angkatan X
Hari ini, Jumat (6/3), merupakan hari yang bersejarah bagi mahasiswa Akper Bala Keselamatan (BK) angkatan X. Tanda legalitas, kelayakan berpraktik di rumah sakit, yang disimbolkan dengan penyematan kap, akan mereka terima. Momen penuh makna itu akan diiringi orkestra perdana, Marching Band Akper BK yang dimainkan sendiri oleh sejumlah mahasiswa penerima kap tersebut.
BOLEH jadi prosesi penyematan kap di atas kepala mahasiswa-mahasiswi Akademi Perawat (Akper) Bala Keselamatan (BK) Palu angkatan X, hari ini, merupakan momen yang sakral dan menyimpan nilai sejarah tersendiri. Bertepatan di hari yang lazim dikenal Kapping Day ini, sebuah karya seni modern hadir dalam bentuk orkestra yang disajikan sendiri oleh beberapa mahasiswa yang akan disematkan kap.
Disebut orkestra, sebab alunan musik yang dilantunkan, adalah sebuah suara merdu bernotasi yang berasal dari sejumlah alat musik tiup yang modern. Ini adalah penampilan perdana dan sebuah karya musik yang luar biasa, sepanjang satu dekade keberadaan Akper BK.
Sepanjang itu pula, kali ini baru merupakan, prosesi penyematan kap pertama yang diiringi nyanyian paduan suara yang disempurnakan kelompok orkestra BK, yang menamakan diri mereka Marching Band Akper BK.
Direktur Akper BK, Roby Sekeon, seakan tak dapat menyembunyikan rasa bangga dan harunya atas kemampuan berseni yang ditunjukan para mahasiswanya. Keberadaan marching band Akper BK kata Roby menjadi sebuah pertanda, bahwa para pekerja kesehatan pun punya nilai seni.
Seni kata Roby tak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan. Sebab, melalui seni sebenarnya, dapat menjadi salah satu strategi menyosialisasikan program pelayanan kesehatan. “Supaya orang awam juga tahu bahwa mahasiswa akper BK bukan hanya unggul dalam hal kualitas akademik, soal seni pun bisa,” ujarnya seolah berbangga.
Penampilan orkestra perdana ini, tidak terlepas dari peran sang pelatih, Max Wiliam Baginda. Komposer muda ini adalah sosok yang berada di balik keahlian sepuluh mahasiswa Akper BK dalam memainkan alat musik tiup ini.
Menurut Max, marching band merupakan salah satu jenis musik modern selain Drum Band dan Drum Corp. “Drum band alat musiknya didominasi musik tabuh modern. Sedangkan Drum Corp adalah alat musik yang dipukul. Sementara Marching band, adalah sebuah alunan musik yang dihasilkan dari berbagai alat musik tiup,” jelasnya.
Max yang mengaku telah melanglang buana dalam dunia seni dan aransemen musik, mengatakan sepanjang perjalanannya melatih dan memimpin sebuah musik drum, Marching Band merupakan salah satu musik yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup dibanding dua lainnya.
”Ini menuntut kekuatan bernapas. Napas yang menentukan bunyi nadanya. Semakin kecil alat musiknya, semakin besar tenaga yang dikeluarkan untuk meniup,” jelasnya.
Dia juga mengaku kagum dan salut atas kemampuan yang dimiliki para mahasiswa Akper yang tergabung dalam marching band ini. Padahal semuanya bukan pemain lama, semuanya baru memegang alat musik.
“Rata-rata dari nol. Tapi saya cukup terkejut, ternyata kemampuan dan niat para mahasiswa untuk menguasai alat musik marching band ini cukup besar,”pujinya.
Hebatnya dalam sebulan saja berlatih, kata Max, para pemainnya sudah dengan mudah memainkan alat musik itu sesuai nadanya. Bahkan, Marching band Akper BK yang terdiri dari sepuluh personel ini, satu di antaranya adalah seorang perempuan, Vinsesia Anggun. Dalam Marching Band BK, dia dipercayakan meniupkan flugel. Hari ini mereka akan membawakan satu orkestra yang berjudul Jikalau Kami dan Kasih.
Orkestra itu akan disajikan usai para mahasiswa itu menerima penyematan kap dan mengucapkan janji profesi perawat. Alunan itu melukiskan tentang indahnya sebuah tugas pelayanan sebagai seorang perawat.
Kemarin, pada kesempatan glady bersih, kelompok Marching Band pun mencoba kembali berlatih. Mereka ingin tampil sempurna di hadapan Walikota Palu, Rusdy Mastura, Kadis Kesehatan Kota Palu, drg Emma Sukmawaty MSi, dan Komandan Teritorial BK di Indonesia, Com. Ribut Basuki Kartodarsono serta sejumlah pejabat Pemkot, juga para orangtua mahasiswa penerima tanda kap yang hadir dalam prosesi penyematan kap.
Prosesi penyematan tanda kap merupakan tradisi tetap dalam sebuah lembaga pendidikan keperawatan. Sebagai tanda bahwa yang bersangkutan siap dan pantas untuk ikut mengabdikan diri dalam tugas-tugas praktik keperawatan. (**)
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=1138