|

Ancaman Kompetisi bagi komunitas MB di Indonesia

Kehidupan MB di Indonesia, dewasa ini sudah mulai berkembang. Unit-unit MB sudah meluai berlomba-lomba meningkatkan kualitasnya, workshop dan coacing clinic mulai dipadati pengunjung, kompetisi MB mulai menjamur, dan yang terakhir adalah diangkatnya tema MB ke dalam sinetron televisi.
Semua perkembangan itu tentunya merupakan angin segar bagi semua penggemar MB di Indonesia. Kini kesempatan bagi unit-unit MB untuk unjuk prestasi pun kian terbuka dengan maraknya digelar kompetisi MB. Sebut saja ada JMC, GPMB, HB CUP, BOMB, Langgam, IMBC, TOMB dan masih banyak lagi. Semua kompetisi itu pada umumnya, minimal menurut saya, mempunyai tujuan yang sama yaitu mengembangkan MB di Indonesia. Setiap kompetisi berlomba-lomba menunjukan kelebihannya dari yang lain. Yang intinya mengatakan bahwa kompetisi mereka adalah kompetisi yang paling ideal untuk melihat prestasi unit yang tentunya didukung dengan argumen-argumen hebatnya.
Tapi apa benar, semua kompetisi itu betul-betul mengembangkan kehidupan MB Indonesia dan atau mengembangkan unit-unit MB ??? Apa sih yang didapatkan unit dengan mengikuti kompetisi MB ? Tentu tak bisa dipungkiri bahwa unit akan mendapatkan pengalaman, yang akan selalu dibawa dan dikenang seumur hidup.
Kompetisi MB di Indonesia sampai sekarang, setahu saya selalu berkutat pada sistim penilaiannya, bagaimana mencari rumus penilaian yang tepat, sistim apa yang dipakai, dsb sehingga secara tidak sadar menjadikan kompetisi MB menjadi kompetisi menang kalah. (terlepas dari fair atau tidaknya penilaian juri). Pola pemikiran semacam ini juga secara tidak langsung juga mempengaruhi pola pemikiran unit, dimana unit akan mencari cara untuk tidak kalah dalam tiap kompetisi yang diikutinya. Akhirnya yang terjadi bukan pengembangan MB tapi “hanya sekedar” memenangkan kompetisi MB.
Kembali ke kompetisi menang kalah, pemain dalam unit akan mengenang prstasi unitnya, sangat baik bila kenangan yang didapat adalah kenangan memenangkan kompetisi. Namun bagi unit yang kalah akan memberikan pengalaman kalah pada pemainnya. Untuk pemain yang berusia relatif senior ( baca = tua ) nampaknya pengalaman kalah tidak terlalu bermasalah, tapi apa jadinya bila pemainnya berusia muda, sebutlah usia TK hingga SMP (sekarang banyak MB dengan pemain berusia muda, dan beberapa diantanya bahkan bermain di divisi umum). Pengalaman kalah itu, bagi pemain usia muda akan selalu membekas, dan bukan tidak mungkin dapat mempengaruhi perkembangan pribadinya karena merasa menjadi “anak yang selalu kalah, tidak bermutu, lebih jelek”
Dengan keadaan kompetisi seperti ini, juga dapat mendorong persaingan tidak sehat pada tiap unit karena, kompetisi yang ada hanya membentuk mental “tidak boleh kalah”.Unit jadi saling tertutup dan tidak mau berbagi ilmu, saling menjatuhkan dsb, apalagi bila menjelang kompetisi.Persaingan tidak sehatnya pun banyak muncul dalam bentuk yang lucu-lucu, ada yang saling mengintip dan mencuri visual, menjelekkan unit lain, hingga ada yang katanya menggunakan media jin / ghaib segala.
Nah, itulah yang menjadi ancaman bagi komunitas MB di Indonesia, kompetisi yang secara tidak sadar menumbuhkan mental menang kalah semata, jauh dari harapan pengembangan MB. Bukankah sebaiknya kompetisi MB menjadi tempat silaturahmi, tempat belajar, dan tempat menunjukan karya latihannya. Dimana semua unit memberikan dukungan pada unit yang sedang tampil agar dapat memberikan penampilan terbaiknya, mendorong yang belum bagus untuk lebih bagus, dan memberi selamat pada yang juara….saling berbagi pengalaman, saling membantu lah…saling berkompetisi secara sehat…jadinya antar unit lebih sebagai teman, sahabat….dan bukan sebagai saingan, musuh….
Mungkin ini hanya pemikiran idialis semata, sangat susah memang untuk mewujudkannya tapi bukan berarti tidak mungkin….dan bila mungkin, akan menjadi komunitas MB Indonesia yang berkualitas untuk mendorong perkembangan MB…
Sebagai tambahan…kami di MBUI sudah mulai merintis komunitas itu dengan menjadikan mbui sebagai unit yang terbuka, mau belajar, mau berbagi pengalaman, berbagi informasi bermanfaat.
Semoga pemikiran diatas dapat menjadi masukan dan menjadi bahan renungan kita bersama…
MBUI,
Mengibarkan panji ilmu dan seni demi kemajuan Indonesia

Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=15

Posted by on Jun 22 2002. Filed under News. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Leave a Reply


Recently Commented