|

Mengulas peluang band universitas di GPMB XXIII


Atmajaya

Udayana

ITB

SPdC

UNY

UGM

UI

Sepanjang pelaksanaan GPMB, baru pada GPMB XXIII yang paling banyak diikuti oleh band universitas. Ada tujuh band universitas yang sudah mengantongi jadwal tampil pada 29 desember di Istora Senayan nanti, diantaranya : Sadaluhung Padjadjaran De Corps Bandung, MB Waditra Ganesha ITB Bandung, MB Madah Bahana UI Depok, MB. Atmajaya Yogyakarta, MB Universitas Gajah Mada Yogyakarta, MB Derap Bahana UNY Yogyakarta, MB. Universitas Udayana Bali.

Panitia GPMB boleh berbangga dengan banyaknya band universitas yang ikut dan band non universitas lainnya. Kalau dibandingkan dengan kejuaraan WAMSB yang di Kuala Lumpur(KLWMBC) pesertanya hanya setengah dari peserta GPMB XXIII.

Kalau pada GPMB XXII lalu, MB Madah Bahana UI satu-satunya band universitas yang bermain di divisi umum. Maka pada GPMB XXIII MB Madah Bahana UI bakal di ‘keroyok’ oleh lima band universitas lainnya di divisi umum. Untuk melihat peluang ke tujuh band universitas ini, mari kita lihat sama-sama statistik head to head dan prestasi setiap band dari GPMB XIII s/d GPMB XXIII, sebagai fakta dasar dalam memberikan opini dan prediksi peluang mereka.

GPMB XIII Tahun 1995
– MB UGM peringkat ke 9 dengan nilai 72.725
– MB Waditra Ganesha ITB, MB Madah Bahana UI, MB. Atmajaya Yogyakarta, MB Derap
Bahana UNY, MB. Universitas Udayana Bali, Sadaluhung Padjadjaran De Corps absen.

GPMB XIV Tahun 1996
– MB UGM peringkat 7 dengan nilai 77.65
– MB Waditra Ganesha ITB, MB Madah Bahana UI, MB. Atmajaya Yogyakarta, MB Derap
Bahana UNY, MB. Universitas Udayana Bali, Sadaluhung Padjadjaran De Corps absen.

GPMB XV Tahun 1997
– MB UGM peringkat ke 9 dengan nilai 79.20
– MB Udayana peringkat 8 dengan nilai 79.555
– MB Waditra Ganesha ITB, MB Madah Bahana UI, MB. Atmajaya Yogyakarta, MB Derap
Bahana UNY, Sadaluhung Padjadjaran De Corps absen.

GPMB XVI Tahun 2000 babak mega final
– MB Madah Bahana UI peringkat ke 5 dengan nilai 76.32
– Sadaluhung Padjadjaran De Corps peringkat 10 dengan nilai 69.85
– MB Udayana peringkat 11 dengan nilai 68.10
– MB Waditra Ganesha ITB, MB. Atmajaya Yogyakarta, MB Derap Bahana UNY, MB UGM. absen.

GPMB XVII Tahun 2001
– MB UGM peringkat 15 dengan nilai 68.55
– MB Waditra Ganesha ITB, MB Madah Bahana UI, MB. Atmajaya Yogyakarta, MB Derap
Bahana UNY, MB. Universitas Udayana Bali, Sadaluhung Padjadjaran De Corps absen.

GPMB XVIII Tahun 2002
– MB Madah Bahana UI peringkat 1 dengan nilai 81.45
– MB Udayana peringkat 4 dengan nilai 77.34
– MB UGM peringkat 11 dengan nilai 67.17
– MB Atmajaya babak semifinal peringkat 18 dengan nilai 60.6
– MB Waditra Ganesha ITB, MB Derap Bahana UNY, Sadaluhung Padjadjaran De Corps absen.

GPMB XIX Tahun 2003

– MB Madah Bahana UI peringkat 2 divisi umum dengan nilai 77,13
– Sadaluhung Padjadjaran De Corps peringkat 2 divisi sekolah dengan nilai 74,50
– MB Udayana peringkat 3 divisi sekolah dengan nilai 73,05
– MB Waditra Ganesha ITB, MB Derap Bahana UNY, MB. Atmajaya Yogyakarta, MB UGM absen.

GPMB XX Tahun 2004
– MB Madah Bahana UI peringkat 2 divisi umum dengan nilai 76,60
– MB UGM peringkat 3 divisi umum dengan nilai 69,98
– MB Udayana peringkat 4 divisi sekolah dengan nilai 57,35
– Sadaluhung Padjadjaran De Corps peringkat 5 divisi sekolah dengan nilai 53,10
– MB Waditra Ganesha ITB, MB. Atmajaya Yogyakarta, MB Derap Bahana UNY absen.

GPMB XXI Tahun 2005
– MB Madah Bahana UI peringkat 1 divisi umum dengan nilai 83,00
– MB UGM peringkat 2 divisi umum dengan nilai 81,53
– MB Waditra Ganesha ITB, MB. Atmajaya Yogyakarta, MB Derap Bahana UNY, MB.
Universitas Udayana Bali, Sadaluhung Padjadjaran De Corps absen.

GPMB XXII Tahun 2006
– MB Madah Bahana UI peringkat 3 divisi umum dengan nilai 82,40
– Sadaluhung Padjadjaran De Corps peringkat 3 divisi sekolah dengan nilai 70,33
– MB Waditra Ganesha ITB, MB. Atmajaya Yogyakarta, MB Derap Bahana UNY, MB. Universitas Udayana Bali, MB UGM absen.

GPMB XXIII Tahun 2007 – ?

Ada pepatah mengatakan ” pengalaman adalah guru yang baik”.

Dari paparan data statistik di atas, pengalaman bertanding di arena GPMB tidaklah merata bagi ketujuh band  universitas. UGM dan UI paling rajin mengikuti event ini, diikuti SPdC, Udayana, ITB, Atmajaya, dan UNY.

UI dalam lima penyelenggaraan GPMB terakhir paling bagus prestasinya, dan selalu dibayangi oleh UGM. Data statistik diatas memperlihatkan peringkat UGM selalu menempel ketat UI. Bisa dibayangkan ketatnya persaingan bagi kedua band ini di GPMB XXIII. Official website UI dan UGM sudah menunjukkan bagaimana persiapan dan kekuatan pasukan mereka, di chatter box Trendmarching terdapat beberapa postingan yang bersifat ‘perang psikologis’ keduanya. Semoga hal ini tidak menjadi polemik yang berkepanjangan. UGM harus menunjukkan bahwa mereka band sarat pengalaman bermain di GPMB dalam 10 kali terakhir penyelenggaraan GPMB. Para pemain UGM yang bermain besok, harus bisa merubah ‘image’ orang/juri bahwa UGM tidak selalu berada dibawah UI. Kembali ke statistik diatas, ada data menunjukkan bahwa UGM bisa memperbaiki peringkatnya dari peringkat 15 pada GPMB XVII menjadi peringkat 2 GPMB XXII. UGM harus kerja keras untuk memperbaiki peringkat mereka pada GPMB XXIII, apalagi mereka off pada GPMB XXII.
Sumber redaksi di Yogyakarta mengatakan bahwa keseluruhan paket UGM sudah jadi dan pemain sudah masuk pada pemusatan latihan(tc). Dari tema lagu Rock tahun 80-90 an UGM sepertinya akan membuat Istora benar-benar bergema dengan hentakan perkusi dan brass pada paket mereka. Mengutip kalimat dari press release paket lagu mereka ‘kedahsyatan serta kekuatan musik rock akan tergambar’ dalam paket ini “Beat with Sense of Rock”. Kalau pada GPMB XXI mereka peringkat 2, bukan tidak mungkin GPMB XXIII band ini bisa menunjukkan peringkat yang lebih baik. Semua kembali kepada bagaimana 12 menit permainan mereka di lapangan dan hasil penilaian para dewan juri terhormat.

Biasanya….. kalau MB Bontang PKT tidak turun gunung ke GPMB, pasti UI yang jadi juara, ini terlihat dari data pada GPMB XXI dan XVIII. Pengalaman pahit turun peringkat dialami band ini pada GPMB XXII dan mesti disikapi serius oleh team Madah Bahana agar tidak terjadi kembali pada GPMB XXIII. Mungkin di benak mereka takkan rela dilewati UGM yang pasti haus gelar juara ? Pasti tidak, dengan perombakan management dan kepelatihan disana sini UI berusaha memperbaiki kekurangan dan kelemahan di band mereka. Tentu semangat para pemainnya juga akan bertambah dengan memiliki mental juara dari pengalaman mereka di GPMB XXI dan XVIII menjadi juara 1. Mental juara ini sudah menjadi modal kuat mereka bertarung dengan lima band universitas lainnya untuk memposisikan diri sebagai band universitas terbaik.
Terlalu dini juga dengan kata-kata dan data statistik diatas kalau diprediksikan UI bisa naik atau turun peringkat lagi. Opini diluaran yang beredar dan sempat terdengar redaksi mengatakan tema lagu UI yang bernuansa anak-anak kali ini
bisa menjadi batu sandungan dibandingkan tema lagu yang bernuansa dewasa. Namanya opini orang sah-sah saja berkomentar seperti itu. Tetapi semua kembali kepada mental bermain Madah Bahana yang sarat pengalaman juara baik di luar event GPMB.
Dan kita harapkan tidak ada perbedaan rasa dalam menilai tema lagu baik anak-anak, dewasa, maupun orang tua.

MB Udayana pernah menempati peringkat bawah di pelaksanaan GPMB, lalu beranjak naik sampai pernah meraih peringkat 3 pada GPMB XIX. Ini grafik bagus sama seperti UI,UGM tiap tahun terlihat peningkatan. Udayana juga terlihat beberapa kali off dalam perhelatan GPMB. Ini bisa mengurangi pengalaman bertanding mereka. Biasanya masalah klasik band universitas sama yaitu SDM(sumber daya manusia) kadang susah menemukan mahasiwa/i yang benar-benar maniak marching, berangkat kuliah untuk marching, pacaran sama anak marching, clubing sama anak marching, dan berefek pada nilai mata kuliah drop gara-gara marching. Akhirnya meninggalkan marching, sehingga pengurus pusing mencari pengganti baru yang harus melalui proses panjang sebelum benar-benar siap turun di lapangan. Seperti itulah mahasiswa yang maniak marching, tapi kadang ada saja dapat sdm seperti itu. Hal klasik ini semoga bisa diatasi semua band universitas dengan kiat-kiat pengurusnya. Apa yang akan dibuat Udayana di GPMB XXIII pasti sudah ditunggu banyak pihak, poster pada press release paket lagu Udayana cukup menjanjikan lagu yang berkualitas untuk ditonton di GPMB nanti. Nama daerah juga mereka harus bawa ke Jakarta, karena Udayana merupakan satu-satunya band universitas dari luar pulau Jawa. Prestasi terbaik mereka harus bisa direalisasikan. Enam band universitas lainnya harus bisa disingkirkan dahulu untuk bisa menyandang band universitas terbaik. Dari sumber terdekat redaksi di Bali didapat saat ini Udayana sudah siap tempur dengan pengalaman dan ciri khas yang berbeda. Pasti menarik menunggu jam mainnya band ini pada GPMB besok..

Sadaluhung Padjadjaran De Corps merupakan satu-satunya band universitas yang bermain di divisi sekolah. Bukan berarti mereka tidak bisa bersaing dengan enam band universitas lainnya yang bermain di divisi umum. Jika hasil penilaian final mereka di divisi sekolah paling tinggi dibandingkan enam band universitas lainnya tentu kita bisa menyebut SPDC band universitas terbaik tahun ini. SPdC tidak berhadapan langsung dengan enam band universitas lainnya, karena harus berhadapan dengan jago-jago di divisi sekolah seperti BCK, TARQ, Listya Dwijaswara dan dua band lainnya. Grafik perjalanan SPdC pada event GPMB sesuai data statistik diatas juga cenderung naik, dari peringkat 10 pada GPMB XVI kemudian peringkat 2 pada GPMB XIX. Dan pada GPMB XII menduduki peringkat 3. SPDC masih menjaga 3 besarnya di event GPMB. Band ini harus bisa main habis-habisan untuk meng ‘KO’ kan BCK Duri. Karena BCK juara 2 kali berturut-turut yaitu pada GPMB XXII dan GPMB XXI. Semangat dari Duri pasti akan dibawa ke Jakarta demi untuk mempertahankan piala untuk ketiga kalinya. Tetapi BCK harus hati-hati jangan sampai GPMB XXIII menjadi anti klimaks perjalanan band ini yang dapat dimanfaatkan oleh SPDC,TARQ dan band lainnya. Rintangan lain SPDC sebagai band universitas adalah TARQ yang diam-diam ikut GPMB dan belum mau mensounding/membagi paket lagu mereka membuat sepertinya TARQ ‘angker’. Yang pasti rivalitas SPDC di divisi sekolah tidak banyak, seperti 6 band universitas lainnya yang tergabung dalam grup ‘maut’ pada divisi umum.

Khalayak marching band kita cukup dikejutkan dengan bangunnya ITB dari tidur lama dalam kancah kejuaraan marching band tanah air. Terakhir band ini ikut GPMB tahun 1990. Pasukan ITB pada GPMB XXIII terdiri dari Perkusi 13 orang, Pits 7 orang, Color Guard 10 orang, dan Brass 46 orang. Sepertinya ada kekuatan baru di tubuh band ini, ada 9 orang alumni MB BCK Duri yang kuliah di ITB dan ikut memberikan kekuatan pada band ini. Bangku pelatih mereka pun diisi oleh orang-orang yang sarat pengalaman melatih band besar di Jakarta. ‘BCK Senior’ yang ada di tubuh ITB bisa mengangkat cepat band ini dalam perolehan nilai dan bersaing bersama 5 band universitas lainnya di divisi umum. Keputusan band ini untuk pindah dari divisi sekolah ke divisi umum tentu menambah rivalitas di grup ‘maut’ divisi umum.

Kegagalan MB Atmajaya(MBA) masuk Babak Final pada GPMB XVIII 28 Desember 2002 justru menjadi pemacu band ini untuk ikut kembali pada GPMB XXIII. Absen 5 tahun di ajang GPMB tentu cukup bagi pengurus untuk membangun dan menguatkan barisan MBA. Paket lagu yang akan dibawakan dengan tema “Running With The Time” juga menjanjikan tontonan yang menarik. Ada cerita didalam repertoire mereka, band ini juga menyisipkan lagu religi didalam paket mereka. Dari susunan pelatih MBA redaksi melihat beberapa pelatih senior yang sudah alumni MBA juga turun membimbing adik-adiknya. MBA harus bisa bermain bagus dan berprestasi untuk masuk dalam jajaran band ‘elite’ universitas.

Dari Yogyakarta ada 3 band universitas yang ikut, yang terakhir dalam ulasan ini adalah MB Derap Bahana UNY. Panitia GPMB harus menyambut baik setiap peserta baru yang ikut. Bentuk partisipasi setiap band yang baru pertama kali ikut tentu membuat ramai event ini. MB Derap Bahana UNY merupakan band universitas yang cukup disegani di kalangan marching band Jogjakarta. Walaupun band ini belum pernah bertanding di GPMB, tapi pengalaman bertanding di kandang sendiri (HBCUP) bisa menjadi pengalaman berharga dalam menghadapi medan display di Istora. UNY membawakan paket lagu bernuansa jogja, dengan irama jazz sampai keroncong yang dipadukan dengan gaya marching. Persaingan band universitas di GPMB XXIII bertambah lengkap dengan kehadiran UNY.

Dengan banyaknya peserta dari band universitas di perhelatan GPMB XXIII kali ini dapat menjadi momentum kebangkitan marching band dari universitas. Semoga hal ini dapat memacu band-band universitas lain yang masih ‘tidur’ untuk bangun menyiapkan bandnya ikut pada GPMB XXIV 2008. Semoga pemenang dari ketujuh band universitas ini dapat menjadi juara di divisinya masing-masing.

Selamat bertanding buat semua peserta GPMB XXIII, jangan lupa berdoa sebelum bermain.

Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=757

Posted by on Dec 14 2007. Filed under Dalam Negeri, Events, GPMB GPJB, News. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Leave a Reply


Recently Commented