Bincang santai dengan Pappu (Wijaya Musik)
“Untuk industri marching ini kalau tidak salah pada pertengahan tahun 80an atau akhir tahun 80an, kita sudah mendirikan industri marching band kecil-kecilan dan kita sudah punya tempat perakitan drum, pembuatan stik di daerah Bintaro Jakarta, dan kita sudah memasukkan mesin-mesin press, bubut untuk memulai produksi ini. Namun
ketika terjadi krismon semuanya terhambat. Karena bahan bakunya menggunakan bahan-bahan import disamping juga ada bahan lokal lainnya. Sekarang ini yang berjalan hanya pembuatan case dan carier untuk marching drums. Dan ini berjalan dengan volume yang kecil, karena orang lebih suka membeli dengan mengimport langsung”
![]() |
![]() |
![]() |
Mr Pappu (Raj Kuckreja)
Tempat Tanggal Lahir :
Faizabad, Utter Pradesh, India
09 Oktober 1953
Berikut bincang santai redaksi dengan Mr. Pappu pemilik Wijaya Musik.
1. REDAKSI : Apa yang melatarbelakangi Pak Pappu untuk terjun di bisnis alat musik ?
MR. PAPPU : Usaha ini dimulai dari kakek orang tua saya,
saat saya masih di bangku sekolah sudah mulai membantu ayah di toko. Saat pulang
sekolah saya sudah harus ke toko. Nah dulu,…siang hari biasanya toko tutup
dulu dan istirahat dari jam 1 siang sampai jam 4 sore. Saat istirahat siang
ini saya sempatkan bermain dengan teman-teman, kemudian sorenya buka kembali,
saya sudah harus mulai bantu ayah saya sampai jam 7 malam toko tutup. Sekitar
tahun 1971,…ayah kasih saya kios di Harco Pasar Baru lantai 2, saya masih
muda dan bekerja dengan semangat dan ikut juga ngepak-ngepak barang dan sebagainya,
yah…kerja 5-6 jam lah. Untuk alat-alat musik yah….kalau dulu masih
dikenal istilah drum band ya…jadi di toko banyak alat-alat drum band seperti
tambur-tambur dari kulit dan sering diperbaiki jika musim hujan karena udara
lembab. Dulu itu saya pernah ikut Pandu di SMKK seberang jalan di lapangan yang
biasa dipakai olahraga kasti. Semua dibangun dengan kerja keras dan baik. Dan
kerja dimulai dengan senyum agar semuanya dapat berjalan lancar…..
2. REDAKSI : Bisa ceritakan bagaimana Pak Pappu membawa brand merk Dynasty masuk
ke Indonesia ?
MR. PAPPU : Kalau untuk Dynasty ini kebetulan di tahun
1980an saya ikut ke Frankfurt Music Fair dan tahun 1985 ketemu Mark Sefer dari
Dynasty Music, kemudian sejak itu kita sudah memasukkan barang-barang produk
tersebut ke Indonesia. Walaupun diawal belum banyak yang berminat tapi lambat
laun meningkat. Dan sekarang Dynasty terus berkembang dan sudah memproduksi
alat-alat perkusi dan brass yang berkualitas dan banyak dipakai drum corps di
luar negeri seperti : Alliance Drum and Bugle Corps, Inc, Bandettes, Canada,
Blue Devils “B” “C” “Senior” , Blue Lions(Perancis)
, Carolina Gold, NC Captial Regiment, OH, dan sebagainya. Dan sekitar pertengahan
tahun 1990 bertemu Mr Rene Conway dan kita katakan ke Rene bagaimana kalau beliau
yang menjadi endorser Dynasty. Setelah kita pertemukan dengan Allan Murray,
Vice President of Sales for Dynasty USA setuju untuk menjadikan Mr Rene Conway
dan Mr Andy Dougharty menjadi endorser alat musik Dynasty, dan sampai ke South
East Asia. Jadi kalau saya lihat kebelakang sampai sekarang sudah lama sekali
dan biasa saja perjalanan ini.
3. REDAKSI : Bagaimana pandangan Pak Pappu mengenai alat Dynasty ?
MR. PAPPU : Dynasty dengan motonya “Simply The
Best” merupakan produsen alat musik di Amerika Serikat dan sejak 1965
telah memproduksi Dynasty Marching Brass dan Dynasty USA Marching Percussion.
Untuk alat music brass sudah diproduksi F Mellophone, Bb French Horn, F French
Horn(model baru), Bb Trombone, Bb Baritone, Bb Euphonium(model baru), BBb Convertible
Tuba dan BBb Marching Tuba(full size5/4). Untuk alat perkusi sudah produksi
marching snare drum, 6-pack quads, quints, trios, bass drums from size 16″
to 32″, concert toms dan basses. Designya sangat mengandalkan hi-tech.
Dyansty dibuat dengan beragam warna seperti merah, putih, hitam, dan biru. Dynasty
memiliki suatu pamor yang baik dan dikenal baik di kalangan drum corps international.
Dynasty juga memiliki suatu model coaching clinic yang terarah bagi produknya
dengan model-model teknik yang diajarkan oleh teknik master dari Dynasty. Anda
juga bisa lihat-lihat di websitenya di : http://www.dynastyband.com Di situs
ini juga ada berita tentang keberhasilan MB Bontang PKT dalam GPMB XXII 2007
lalu dan komentar dari Allan Murray sendiri tentang keberhasilan Rene membawa
unit ini. Dan saya sangat berterima kasih sekali kepada Mr Rene Conway yang
membawa harum nama Dynasty. Di sini Rene menunjukkan sosok pelatih yang disiplin
dan perfeksionis dan model kepelatihannya yang baik dalam menangani MB Bontang
PKT. Jadi Dynasty memiliki kharisma dalam produknya.
4. REDAKSI : Bagaimana dengan harga alat Dynasty yang sebagian mengatakan berbeda
dengan alat marching murah yang banyak beredar di Indoensia saat ini.
MR. PAPPU : Perlu diketahui juga alat-alat Dynasty memiliki
kualitas terbaik dan kharisma serta popularitas di kalangan drum corps international
luar negeri. Dan memang segmentasi pasar Dynasty berbeda. Dynasty mempunyai
placement market yang segementasi pasarnya dipakai oleh drum corps atau marching
band terbaik di dunia dan tentu pricenya juga harus best price..gitu yah…best
price dengan image kualitas yang sangat tinggi.
5. REDAKSI : Bagaimana menurut Pak Papu dengan banyaknya muncul distributor
alat-alat baru dengan harga yang miring ?
MR. PAPPU : Menurut saya welcome saja yah tidak apa-apa,
karena sekarang banyak individu-individu yang mengembangkan marching band itu
sendiri. Tinggal bagaimana kita teliti dan jeli memilih alat suatu marching
band mana yang berkualitas lebih baik.
6. REDAKSI : Bagaimana mengembangkan industri marching band kita ?
MR. PAPPU : Untuk industri marching ini kalau tidak salah
pada pertengahan tahun 80an atau akhir tahun 80an, kita sudah mendirikan industri
marching band kecil-kecilan dan kita sudah punya tempat perakitan drum, pembuatan
stik di daerah Bintaro Jakarta, dan kita sudah memasukkan mesin-mesin pressi,bubut
untuk produksi itu. Namun ketika terjadi krismon semuanya terhambat. Karena
bahan bakunya menggunakan bahan-bahan import disamping juga ada bahan lokal
lainnya. Sekarang ini yang berjalan hanya pembuatan case-case dan carier untuk
marching drums. Dan ini berjalan dengan volume yang kecil, karena orang lebih
suka membeli dengan mengimport langsung.
7. REDAKSI : Untuk alat Dynasty ini, importnya dari mana ?
MR. PAPPU : Nah alat musik Dynasty ini di import langsung
dari pabriknya di Amerika Serikat, dan mereka juga punya pabrik di Brazil, dan
ini juga melalui quality control di Amerika Serikat.
8. REDAKSI : Bagaimana pandangan pak Pappu tentang PDBI kita ?
MR. PAPPU : PDBI ini kalau tidak salah mulai aktif sekitar
akhir tahun 70an atau 80an yah…Dan saya tahu PDBI ketika diajak oleh almarhum
bapak Goesanto Muljohardjo, yang merupakan pemrakarsa kejuaraan KTDB atau sekarang
lebih dikenal dengan nama GPMB. Dan beliau banyak tukar pikiran dengan saya
dan memberikan banyak informasi ke saya perihal perkembangan alat drum band
yang mana beliau punya hubungan dengan luar negeri melalui catalog-katalog yang
dikirim ke beliau. Sampai akhirnya saya terjerumus ikut membantu beliau dalam
penyelenggaraan KTDB. Saya masih ingat pengalaman dahulu ketika pelaksanaan
kejuaraan KTDB dimana saat final ada masalah di panitia dimana piala belum ada,
dan panitia menjumpai saya perihal masalah ini dan saya langsung ke kios saya
untuk ambil semua piala yang ada, padahal piala-piala yang ada di kios saya
beragam dari piala tennis meja, badminton,tennis,sepak bola sebagaimnya, semua
piala yang ada dibawa dan panitia serahkan piala itu ke peserta. Setiap kejuaraan
KTDB anyak yang membantu bukan dari kalangan marchingband saja, tetapi dari
kalangan non marching dengan dengan semangat yang tinggi. Mengenai ketua PDBI
memang sebelumnya diambil dari kalangan Kepolisian, dan sekarang sudah bisa
dibuka dan dipilih dari kalangan sipil, dan sekarang terpilih bapak Soepani
yang juga Gubernur Kalimantan Timur. Pak Soepani ini gampang bergaul dan sangat
perhatian dengan generasi muda dan ini cocok dengan PDBI. Saya pernah di undang
ke Kutai(Kaltim) dalam acara PDBI yang membicarakan tentang PDBI. Dan motornya
di PDBI itu yaitu Nurdana Dharma yang juga Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB
PDBI. Kalau dari kalangan pe bisnis belum ada yang memotori PDBI ini, dan berbeda
dengan di luar negeri yang justru kalangan pebisnis yang memotori kejuaraan-kejuaraan
disana. Kalau kalangan pebisnis yang memotori PDBI bisa juga sesuatu yang kurang
baik karena bisnis membutuhkan take and gift. Dan kekurangnya bisa diatur sama
kaum pebisnis.
9. REDAKSI : Bagaimana pandangan Pak Pappu tentang GPMB XXII kemarin ?
MR. PAPPU : GPMB khususnya pada pelaksanaan GPMB XXII
kemarin saya kecewa, karena selama ini kita sebagai partner tidak mengalami
masalah dengan space display, tetapi kemarin space display stand kita berkurang
dari tahun sebelumnya. Dan saya sudah berbicara dengan ibu Lisa Ayodia mengenai
ini dan beliau sebagai seorang yang cukup terbuka dan mau menerima masukan dari
orang lain, dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penyelenggaraan GPMB
di masa datang.
10. REDAKSI : Terima kasih Mr Pappu atas waktu dan kesempatan yang diberikan
ke redaksi, dalam bincang santai ini, sukses selalu buat anda dan keluarga.
MR. PAPPU : Terima kasih, sukses buat anda dan Trendmarching
Pasca bincang santai dan minum teh, Mr. Pappu memperkenalkan jajaran staf Wijaya Musik, dan kemudian kita semua makan siang bersama di salah satu restaurant di kawasan Pasar Baroe.
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=610