KALA PESTA TELAH USAI……
Renungan oleh : Iwan “Oldman” Christanto
Medio Januari 2004
Perhelatan Akbar yang berjudul GPMB 2003 telah usai….yang tersisa adalah komentar, pujian dan sanjungan terhadap MB Pemenang maupun ajakan untuk berlatih dan berupaya lebih keras tahun berikutnya agar dapat meraih prestasi yang lebih baik bagi yang belum berhasil….
Sungguh suatu keadaan yang sangat menyejukkan seusai GPMB 2003 yang kali ini amat minim dengan hujatan ataupun tudingan miring dan memiriskan terhadap dewan juri GPMB 2003.
Rupanya para insan MB sudah semakin dewasa dan matang cara berpikirnya dan terlebih memang karena Dewan Juri 2003 telah bekerja semaksimal mungkin untuk tidak sekedar menilai dengan mata dan telinga namun juga dengan nuraninya seperti yang pernah saya himbau ditulisan saya sebelum GPMB 2003 dilangsungkan.
Two Thumbs Up….itu kata-kata pujian yang paling layak dan elegan yang bisa dilontarkan untuk suatu hasil yang extraordinary…outstanding….luar biasa…..yang kali ini harus dialamatkan bukan saja kepada unit Pemenang dari masing-masing divisi tapi juga kepada seluruh unit peserta GPMB 2003 secara menyeluruh tanpa kecuali. Disamping itu juga buat seluruh jajaran Panitia, para Juri dan harus pula ditujukan kepada seluruh insan pendukung, pengamat maupun pecinta MB yang telah memadati ruang sempit dan panas Basket Hall pada hari pertandingan GPMB 2003 yang lalu.
Secara pribadi saya merasakan sendiri adanya perkembangan positif dari seluruh aktivis MB dalam hal menyikapi suatu hasil pertandingan MB, apalagi disuatu event besar dan bergengsi macam GPMB yang sudah berlangsung selama 19 kali. Setiap unit yang tampil selalu mendapat applaus dari penonton yang merupakan suatu apresiasi dan pengakuan terhadap suatu usaha dan upaya yang maksimal dari unit tersebut. Mereka telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk bisa menyuguhkan suatu penampilan yang mengundang decak kekaguman dari para penonton dan terutama juri dengan target meraih nilai yang optimal.
Yang menang tidak berjalan tengadah dan pongah sedang yang belum berhasil tidak pula merunduk dan menunduk malu.
Ini yang perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi sehingga semua kontestan tetap bisa menjalin persahabatan dan kerjasama yang saling menguntungkan demi tercapainya kemajuan dalam kegiatan MB dimasa mendatang.
Di forum-forum website MB ditanah air, baik itu Trendmarching maupun Indomarching terhampar berbagai komentar kepedulian seluruh pecinta dan pelaku MB…… Amat melegakan dan membahagiakan karena hakikat persahabatan ternyata lebih penting daripada sekedar persaingan yang tidak sehat yang telah berhasil diaplikasikan dengan begitu indahnya…
Berbagai bentuk tulisan, komentar, saran dan usulan bermunculan…menandakan tingkat kepedulian orang yang makin meningkat terhadap kegiatan ini.
Ada suatu tips yang mungkin akan sangat berharga dan bermanfaat bagi unit peserta yang belum berhasil meraih predikat dan peringkat sesuai yang diharapkan serta juga bagi calon peserta dievent GPMB yang akan datang………
Coba dan usahakan untuk meneliti lembar penilaian yang telah diterima kembali dan juga rekaman komentar juri dari seluruh caption (mata lomba) yang dipertandingkan.
Dengan meneliti kembali, menganalisa serta mempelajari lebih mendalam makna yang ada dibalik suatu nilai maka kita akan bisa belajar dan mempelajari suatu strategi untuk dipergunakan dipertandingan berikutnya.
Jangan pernah kita merasa malu untuk saling bertukar pandangan dengan rekan, teman, sahabat bahkan kepada “pesaing” kita dikejuaraan lalu… Gunakan kritik dan koreksi yang diterima sebagai suatu modal untuk tahun berikutnya. Dengan menyadari kesalahan dan kekurangan yang ada maka kita akan bisa memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan itu. Bayangkan kalau kita tidak pernah merasa salah atau kurang tentu kita tidak akan pernah berpikir untuk melakukan suatu perbaikan dan penyempurnaan…benar bukan??
Akhirnya kita hanya akan terpaku dengan “kesombongan” kita sendiri dan tidak pernah mau mengakui kelebihan orang lain…ini yang sangat membahayakan program pembinaan bagi unit kita sendiri.
Usai perhelatan GPMB 2003 lalu, komunikasi antar insan MB kini marak dengan informasi bahwa GPMB 2004 akan ditandai dengan “kehadiran kembali” banyak unit yang selama beberapa tahun tidak berpartisipasi di GPMB. Para pecinta kegiatan ini bahkan sudah menghimbau agar Panitia bisa “mengembalikan” arena GPMB yang paling ideal ke ISTORA dan jangan pernah lagi menyelenggarakan “Kenduri ala MB” yang disebut GPMB diluar Istora Senayan. Gedung Basket Senayan yang selama bertahun-tahun sempat menjadi rumah idaman bagi GPMB (yang terakhir sebelum 2003 lalu adalah GPMB 1993) dirasakan sudah tidak lagi memadai bagi GPMB era 2000an. Perkembangan yang begitu pesat ditambah dengan kemampuan tehnik yang meningkat dari para pesertanya membuat arena diluar Istora seolah menjadi “neraka” bagi para peserta maupun pemirsa GPMB 2003 kemarin. Belum lagi faktor kelengkapan peralatan unit MB yang belakangan ini semakin menggila dan membuat gendang telinga merintih pedih minta ampun.
Diyakini bahwa selain luas arena serta jumlah kursi yang tersedia maka faktor “akustik ruangan” telah berperan menjadi “momok pembunuh” yang sangat mengerikan bukan hanya terhadap para peserta tapi juga bagi seluruh telinga yang hadir di Basket Hall kemarin. Gema dan pantulan suara yang diproduksi oleh peralatan tiup dan tabuh dari para peserta seolah menjadi “mitra berharga” bagi Klinik dan Dokter spesialis THT (ENT atau THT = Telinga – Hidung – Tenggorokan)
Bayangkan saja, kekuatan suara yang bisa lebih dari 80 dB (Decibel = ukuran kekerasan suara) yang bisa merusak gendang telinga manusia yang dipancarkan selama beberapa jam tanpa henti akan bisa membuat kita menyandang predikat tunarungu dan tidak berkesempatan lagi menikmati indahnya vokal Andrea Bocelli, Enya, Celine Dion ataupun karya agungnya Mozart, Beethoven, Tsaikovsky ataupun juga Blue Devils, Cavaliers, Santa Clara Vanguard dan banyak lagi koleksi musik abadi lainnya.
Sangat mengerikan bukan…..??
Kita semua telah merasakan sekaligus membuktikan bahwa dampak dari buruknya akustik di Basket Hall sewaktu GPMB 2003 kemarin telah “menelan korban” yang tidak alang kepalang fatalnya.
Banyak unit besar yang terkena imbasnya karena mungkin sudah “lupa” kiat untuk menyiasati lingkup akustik Basket Hall yang telah lama ditinggalkan GPMB sejak 1993 lalu. Sound Control yang mutlak dibutuhkan untuk “menjinakkan” Basket Hall mungkin saja terlupa dilaksanakan karena masih sibuk untuk membenahi segi – segi mata lomba yang akan dipertandingkan. Padahal, inilah “kunci sukses” yang dibutuhkan untuk menaklukkan Basket Hall dan venue lain yang segi akustiknya kurang memadai untuk suatu perhelatan lomba MB yang diselenggarakan disuatu ruang tertutup.
Jadi, sesuai hasil polling yang pernah dibuat, sudah selayaknya kalau Panitia mau sedikit saja memanjakan kita semua dengan mempersiapkan venue yang paling ideal saat ini yaitu Istora Senayan sebagai tempat penyelenggaraan GPMB ke-XX 2004.
Jangan lagi ada kompromi untuk memindahkan GPMB dari Istora dan karenanya Panitia harus bisa merencanakan pemesanan tempat di Istora untuk paling kurang 3 tahun mendatang. Ini harus terus diperbaharui setiap tahunnya sehingga pembukuan tempat yang kontinyu selama 3 tahun kedepan bisa tetap dipertahankan.
Kita tidak akan pernah bisa membayangkan kalau seandainya GPMB 2004 kembali diselenggarakan di Basket Hall seperti tahun 2003 kemarin……..
Bagaimana menderitanya kita semua nanti mendengar “dentuman dan raungan” alat tabuh dan alat tiup dari unit yang sepengetahuan kita memboyong personil besar atau memiliki “sound power” yang membahana……
Jadi…semoga saja Panitia GPMB cukup peduli dengan keinginan kita semua untuk sudah mempersiapkan dengan sebaik-baiknya kebutuhan minimal untuk penyelenggaraan GPMB XX – 2004 nanti…
ISTORA SENAYAN..ini tidak bisa ditawar….Promosi dan PR yang memadai agar kegiatan MB makin memasyarakat sesuai salah satu tulisan pemerhati MB disuatu forum dan milis…lalu…….kalau toh memang memungkinkan….berikan penghargaan yang lebih menarik dan memadai bagi para pemenangnya…Prize Money mungkin ..?
Barangkali kalau para distributor merk alat MB terkenal yang selalu mensponsori GPMB setiap tahunnya mau berusaha lebih keras untuk “membujuk” dan “memaksa” prinsipalnya di USA dan Jepang sana (hampir semua produsen utama dari negeri ini) mau lebih dalam lagi “merogoh koceknya” dengan menyediakan hadiah yang lebih menarik bagi para Jawara GPMB. Jangan hanya sekedar sekeping cymbal atau drum stick..tapi mungkin sebuah keyboard macam vibraphone, xylophone atau grand marimba..tentunya akan semakin menarik calon peserta untuk berbondong-bondong mendaftar menjadi peserta GPMB (meskipun ini hanya dugaan pribadi saya lho…)
Satu hal lagi yang sungguh membuat “orang tua” (Oldman) ini semakin salut terhadap “persahabatan” antar sesama insan MB ditanah air….
Beberapa hari seusai GPMB 2003….muncul pengumuman resmi dari Panitia Latber yang notabene dimotori oleh Kampiun Divisi Umum GPMB 2003 kemarin, Garuda Flight Drum and Bugle Corps yang sekaligus mencanangkan diri sebagai penyelenggara Individual Contest untuk banyak mata lomba.
Ini sungguh mengagumkan karena kepedulian seorang Juara GPMB terhadap pembinaan dan pengembangan kegiatan MB ternyata tidak ingin disimpan untuk kelompoknya sendiri.
Kalau tidak salah Latber ini sudah untuk yang kesekian kalinya diselenggarakan…selain untuk saling bersilaturahmi juga untuk berbagi ilmu dan pengetahuan mengenai seluk beluk dan liku tehnik MB terhadap sesama pelaku kegiatan ini….BRAVO GARUDA FLIGHT….anda semua memang salah satu penggila abadi MB….., macam saya sendiri juga.
Saya pribadi mencermati maksud penyelenggaraan Individual Contest yang akan datang sebagai suatu event yang “pas dan klop” (cocok .u.unya kata ABG kala mereka guyonan antar sesamanya)
Didunia bagian sono….kejuaraan individu semacam ini juga selalu dilakukan terpisah dari penilaian terhadap unit meskipun lombanya sendiri bisa dirangkai dalam satu paket kejuaraan.
Hal yang positif dari kejuaraan yang dipisah macam ini adalah untuk menghilangkan kesan bahwa bila suatu unit berhasil memenangkan suatu nomor perorangan (contoh Juara I Solo Horn) maka dengan sendirinya maka Horn Line dari unit tersebut terkesan untuk “harus dan pantas” menyandang
Juara I Horn Line. Demikian juga dengan Solo Percussion dan Percussion Line… yang perlu dipilah dan dipisah konotasinya antara Juara Perorangan dan Juara Caption secara keseluruhan.
Nah….ini semua kesan yang tersisa Kala Pesta Telah Usai……dan masih 12 (baca.. duabelas) bulan lagi untuk menunggu pesta berikutnya… GPMB XX – 2004 yang diyakini oleh banyak orang akan semakin akbar…semakin gila (dalam arti makin positif…inovatif dan kreatif..) dan semoga juga semakin kental dalam menggalang persahabatan….
Mari kita semua menunggu dan menyambut datangnya hari pesta yang akan membahagiakan kita semua nantinya…….Desember 2004….ISTORA SENAYAN..tentu saja.
Related posts:
Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=307