|

Wil Bijl : Artikel GPMB 2013

MBI GPMB 2031

GPMB 2013 sudah dilaksanakan dengan sukses dan lewat artikel ini saya mengucapkan selamat sama juara 2013, Bahana Cendana Kartika dari Duri, Riau. Kemenangan BCK bukti bahwa unit-unit sekolah mampu untuk menjadi juara satu, divisi sekolah tidak perlu.

Sebelum GPMB 2013 mulai banyak orang bilang kompetisi kurang seru oleh karena banyak band besar tidak hadir. Saya sendiri yakin bahwa BCK bisa merayakan kejuaran jika band2 besar tersebut hadir. Penampilan BCK luar biasa, semua hal dimasukan oleh juri di kotak 4, excellent. BCK menang semua unsur penjurian kecuali perkusi. Excellent job BCK!

Semua peserta GPMB 2013 meningkatkan mutu marching band di Indonesia, sudah tidak ada yang menggunakan lagu2 DCI, semua bawa arangement asli. Walaupun Lystia dari Cirebon memainkan Phantom of the Opera arangementnya originel, bukan transkripsi dari DCI. Membuat arangemen asli merupakan bukti kemajuan pelatih2 di Indonesia, selamat. Kita perlu ciri khas sendiri, jangan mau meniru drumcorps besar di Amerika lagi, kita bisa kok!

Saya mengucapkan selamat juga sama Gita Cantika dari Pemulang, Tangerang. Masih banyak hal mereka bisa memperbaiki tapi semangat dan penampilan putri-putri itu membuat penonton dan juri senang, itu baru entertainment! Sejak 3 tahun saya minta Gita Cantika hadir GPMB daripada dominansi di GPJB, saya sangat senang mereka hadir dan menang Divisi 1, welcome ladies your a great addition to the big units!

Ada satu hal yang dilakukan oleh Gita Cantika yang saya kurang suka, mereka memperkecilkan lapangan di Istora dengan marker-marker. Lapangan Istora tidak cukup untuk show yang bermutu, kenapa buat lebih kecil lagi? Lain dari Gita Cantika ada banyak unit yang berbuat hal-hal sama.

Tentang peraturan GPMB tahun kemarin ada masukan juga. Saya mengerti kenapa panitia GPMB membagikan dua dvisi. Itu untuk memberikan kesempatan band-band lain menjadi juara GPMB di tingkat lain daripada Perdana Divisi. Tapi kenapa dua band, Remaja Istiqlal dan Listya, bisa langsung masuk final dan tidak menampil di kwalifikasi? Saya bisa mengerti pilihan pengurus Istiqlal, mereka bisa mengalami degradasi akibat hasil di kwalifikasi. Listya sama sekali tidak bisa degradasi, kenapa gak ikut kwalifikasi? Kenapa latihan lama untuk menampil sekali saja, hampir semua nilai band-band yang ikut kwalifikasi naik di final karena anak-anak sudah sekali main di depan banyak orang.

Saya mengusulkan kepada panitia GPMB untuk mewajibkan kehadiran semua band di putaran kwalifikasi. Jika ada band yang mempunyai status Divisi Perdana dari tahun kemarin mereka tetap dimasukkan Final, walaupun nilai mereka kurang. Band dengan status Divisi Satu tetap harus ikut kwalifikasi untuk mendapatkan ranking.

Di dewan juri GPMB 2013 kita melihat banyak orang asing dengan pengalaman luas, semua orang juri kecuali Andi Hassan, mempunya sertifikat International Judge dari DCE. Andi Hassan buat prestasi luar biasa, baru saat terakhir dia dimasukkan dewan juri sesudah saya sendiri harus mundur dengan alasan pribadi. Orang asing kejutan dengan mutu band-band Indonesia, mereka senang lihat perkembangan di sini dan berharap boleh datang lagi. Di segi lain MBI dan DCE sudah mendidik kira-kira 40 orang Indonesia untuk menjadi anggota dewan juri. Mayoritas orang baru belum punya pengalaman tapi saya berharap di masa depan kita akan punya dewan juri orang Indonesia yang bermutu.

Sesudah pujian untuk banyak hal masih ada beberapa hal yang menjadi pekerjaan rumah untuk pelatih-pelatih peserta. Yang pertama adalah tuning alat-alat tiup, banyak hornline kedengaran  “vals” gara-gara pipa tuning di alat tiup tidak bisa distel. Perawatan banyak alat mahal kurang, sesudah setiap latihan pipa-pipa tuning harus dilepaskan, dikeringkan dan diberikan sedikit minyak. Perawatan alat-alat harus menjadi tanggung jawab pemain dan di supervisi oleh pelatih-pelatih. Sebelum setiap latihan dan kompetisi alat-alat harus ditune dengan benar sesuai cuaca di lapangan, tuning di luar Istora tidak berguna, di dalam ada AC dan suaranya akan lebih tinggi. Tuning alat-alat harus disesuaikan alat-alat frontensemble, seringkali tuning tidak sesuai.

Masih ada banyak kritik juri di bagian visual, marching di Indonesia belum mencapai tingkat internasional. Langkah-langkah pemain-pemain di satu unit beda-beda dan itu bukti latihan “basic marching” kurang. Ternyata tidak ada standar di Indonesia, standar internasional adalah “8 to 5” delapan langkah untuk 5 yard (4,5 meter)  Dari pemakaian marker-marker di GPMB kelihatan standar belum ada, setiap unit punya standar sendiri yang kurang jelas.

Integrasi color guard, field battery dan hornline masih kurang untuk banyak unit, kelihatan sekali pelatih-pelatih kerja sendiri dan banyak pelatih visual memikir orang perkusi tidak bisa marching. Dampaknya perkusi di belakang terus dan colorguard buat lingkaran saja.

Jumlah property untuk color guard masih terlalu banyak, kenapa ganti bendera terus? Nialai tambahan apa? Anak-anak color guard lari-lari di lapangan untuk ambil bendera baru, ganggu visual saja. Sebaiknya jangan ganti bendera atau senjata di dalam satu lagu, kalau ganti tunggu sampai kalimat musik selesai. Sekarang sering kelihatan kalimat atau “phrase” belum selesai color guard udah lari-lari kiri kanan untuk ambil property lain. Kadang-kadang orang color guard harus menyeberang lapangan dari kanan ke kiri untuk ambil bendera lain, sesudah angkat bender baru harus lari ke posisi sebelumnya lagi. Tolong menempatkan bendera baru lebih dekat dong!

Pada akhirnya saya pingin bicara tentang program-program yang dibawa oleh semua band. Saya sudah bilang program-program di Indonesia menjadi original dan bukan transkripsi DCI lagi. Tapi saya merasa banyak orang design team bingung dengan kata-kata saya tentang “story board” Mereka belum membedakan “story board”  dan “story line” Story line adalah cerita tentang tema yang akan dibawakan. Sekarang banyak orang memikir saya minta program harus punya cerita, tentu saja itu lebih baik tapi bukan wajib. Pemakaian lagu-lagu terlepas juga boleh, tidak ada masalah. Story board adalah perencanaan pelatih-pelatih atau “design team” sebelum anak-anak mulai belajar program. Di story book adalah tempat “moment-moment” dari lagu, “moment adalah tempat tertentu di musik dimana bisa berbuat efek. Misalnya, ganti tempo, mulai kalimat baru, ganti kunci, cresendo atau decresendo. Moment-moment biasanya dipilh oleh staf musik, biasanya ada antara 20 dan 30 moment di dalam satu program.

Sesudah pilihan moment-moment staf musik ketemu dengan staf visual dan menetukan “staging” de lapangan untuk mencapai efek yang paling bagus. Misalnya di satu moment baritones harus menonjol, tempat baritones harus di depan dong. Sesudah kesepakatan tentang moment-moment dan staging di lapangan gambar dimasukan story board dengan catatan misalnya lagu kedua bar 32 formasi begini, guard flags up, menggunakan bendera besar dan sebagainya. Semua transisi (ganti property guard) harus dimasukin story board juga supaya staf musik tahu apa yang terjadi secara visual dan sebaliknya. Staf visual harus cari bagaimana moment-moment yang dicatat di story board harus disambung, untuk itu pakai komputer dengan program-program display.

Menggunakan story board bantu sekali untuk integrasi dan efek, visual maupun musik. Saya yakin unit-unit besar sudah manfaatkan story board untuk program mereka.

Pelatih-pelatih musik bisa coba konfigurasi di lapangan untuk tes efek suara, pelatih-pelatih visual punya patokan untuk buat kombinasi visal dan musik. Integrasi semua bagian, battery, hornline dan guard, sudah terjamin. Tidak perlu lari-lari lagi untuk guard kerana perencanaan sudah jelas, hasilnya show lebih bagus.

Saya senang lihat kemajuan aktivitas marching band di Indonesia, mari kita meningkat lagi demi anak-anak kita maju. Ada satu pertanyaan lagi untuk penonton: Did you really miss all those bands who did not come? I did not!

Wil Bijl

Representative DCE for South East Asia

_________________________________________________________________________________

Pengumuman Final Divisi Utama GPMB XXIX 2013

https://trendmarching.or.id/read/2013/12/pengumuman-final-divisi-utama-gpmb-2013/

Pengumumuman Final Divisi 1 GPMB XXIX 2013

https://trendmarching.or.id/read/2013/12/pengumuman-final-divisi-satu-gpmb-2013/

Hasil Babak Kualifikasi GPMB XXIX 2013

https://trendmarching.or.id/read/2013/12/hasil-babak-kualifikasi-gpmb-xxix-2013/

Galery Foto GPMB XXIX 2013

http://trendmarching.or.id/album/categories.php?cat_id=80

 

Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=6828

Posted by on Jan 4 2014. Filed under Dalam Negeri, Events, GPMB GPJB, News, News, Review. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

3 Comments for “Wil Bijl : Artikel GPMB 2013”

  1. Fantastic..!! Satu kata untuk penampilan BCK Duri yang luar biasa, penuh gaya, menarik, dan futuristik… Jerih payah para pemain dalam latihan selama ini untuk mencapai eksekusi yang baik dari paket “starwars” yang kompleks dan sempurna yang di “composed and arranged” oleh ke-empat pelatih nya (Ka’ Iwan, Ka’ Adi, Ka’ Herry, dan Ka’ Yayan), telah dibayar dengan pencapaian juara umum dan nilai yang menakjubkan…. Bravo BCK Duri…

  2. Apakah artikel asli dalam bahasa Inggris? Karena sepertinya hasil terjemahannya sulit dipahami, seperti hasil terjemahan dari “Google Translate”.. Mohon pencerahannya utk redaksi. 🙂

  3. Recorded Performance GPMB 2013. Di Channel Nex Entertainment, 27 – 29 Jan 2014. Jam 09:00 – 21:00 Wib..

Leave a Reply


Recently Commented