|

Jonathan Fox Adjudicates In Indonesia

“Secara keseluruhan, tingkat penampilan dari masing-masing peserta cukup terpoles, menampilkan beberapa visual dan musik yang cukup komplit, terkadang ada pertunjukan tematis. Tapi yang paling mengejutkan saya adalah divisi TK!
Grup ini terdiri dari anak-anak usia taman kanak-kanak, melakukan pertandingan, tanpa supervisi dari orang dewasa. Dalam waktu sekitar 10-12 menit, mereka dapat mengeksekusi program mereka dengan baik. Yang paling membuat saya kagum adalah bahwa anak-anak ini sangat menikmati selama permainan!”

Sumber : Vic Firth Official Website
Terjemahan Bahasa oleh : Marko Sebira

Jonathan Fox, seorang Singapore Symphony Orchestra Principal Percussionist/Principal Timpanist dan salah satu anggota tim pendidikan Vic Firth, baru saja kembali dari Indonesia, setelah menjadi juri di Darunnjah Marching Band Competition. Pertandingan tersebut berlangsung selama 2 hari yang diikuti oleh berbagai divisi, mulai dari divisi TK (ya betul… Taman Kanak-Kanak!) sampai dengan tingkat SMA. Adapun terdapat pula pertandingan Drum Battle, sama seperti di film “Drumline”.

“Saya harus akui perasaan skeptis saya ketika mendarat di Jakarta International Airport (Soekarno-Hatta – red)”, kata Fox. “Namun ketika saya disambut dengan hangat oleh panitia disana, saya langsung merasakan adanya ke-profesional-an dalam pertandingan ini.” Jon Fox melihat berbagai sponsor yang dikenalnya di Arena (Istora Senayan – red), dan penonton dan penggemar yang bersemangat.
“Aktivitas marching band di Indonesia kebanyakan berlangsung di lapangan Indoor, suatu hal yang positif untuk udara tropis yang panas (90 derajat Fahrenheit) di sekitar Katulistiwa. Dan tempatnya pun berlangsung sangat ramai dan bersemangat, dari peserta pertama sampai dengan yang terakhir.”

“Secara keseluruhan, tingkat penampilan dari masing-masing peserta cukup terpoles, menampilkan beberapa visual dan musik yang cukup komplit, terkadang ada pertunjukan tematis. Tapi yang paling mengejutkan saya adalah divisi TK! Grup
ini terdiri dari anak-anak usia taman kanak-kanak, melakukan pertandingan, tanpa supervisi dari orang dewasa. Dalam waktu sekitar 10-12 menit, mereka dapat mengeksekusi program mereka dengan baik. Yang paling membuat saya kagum adalah bahwa anak-anak ini sangat menikmati selama permainan!”

Hal lain yang juga cukup menarik perhatian adalah banyaknya band yang berasal dari daerah-daerah. “Grup-grup yang bertarung setiap tahun berasal dari bekas daerah konflik dan tsunami di Aceh, sampai Surabaya. Band-band ini mempersiapkan pertunjukkan dalam satu tahun, dan ketika mereka tampil, energi dan semangatnya sangat impresif.

Jon Fox menyimpulkan bahwa marching band di Indonesia adalah suatu aktifitas yang akan merebak dimana-mana, menjanjikan dan penuh antusias. “Para pemain, pelatih, juri, panitia dan penonton, bersama-sama mengikuti dan melihat apa yang terjadi di DCI sana dan aktifitas marching band lainnya. Dan beberapa pelatih perkusi mengatakan pada saya bahwa mereka banyak belajar dari website Vic Firth!” Terakhir Fox menyimpulkan, “Ini jelas sebuah awal yang bagus di Indonesia dan juga di Asia Tenggara.

Tunggu kabar berikutnya dari sini!!”

Short URL: https://trendmarching.or.id/read/?p=699

Posted by on Aug 26 2007. Filed under News, Review. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

Leave a Reply


Recently Commented